Puisi Kesehatan Komputer ( The Free my Blog *_* )
Sabtu, 13 Juli 2013
Minggu, 19 Mei 2013
SUMBER sumber energi alternatif atau BIOTEKNOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Balakang
Sumber energi yang ada di muka bumi
ini pada suatu saat pastinya akan habis. Energi tidak dapat dimusnakan namun
hanyadapat diubah dari bentuk yang satu ke bentukyang lain. Namun dibalik itu
semua, sumber energi atau penggerak energi yang menghasilkan energi tersebut
tidak dapat di perbahaui dan akan habis. Hal ini yang menyebabkan manusia
berpikir keras untuk menghasilkan suatu sumber energi baru dan terbarukan yang
dapat diperbaharui kelangsungannya. Daerah NTT bukan hanya sebuah sabana dan
stepa yang kata orang tandus,namun dibalik itu semua terdapat sumber daya alamm
yang sangat melimpah.
1.2
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini
yakni untuk memberikan pengetahuan kepada setiap orang mengenai sumber energi
yang ada di daerah NTT yang baru dan terbarukan.
1.3
Metode
Penulisan
Metode penulisan yang digunakan
oleh penulis adalah metode kepustakaan. Penulis mengumpulkan infomadi atau
bahan-bahan dari bebagai sumber.
BAB II
ISI
2.1 Sumba Sebagai Pulau Ikonis
Energi Terbarukan
Keseriusan Pemerintah dalam
mendorong pemanfaatan energi terbarukan diwujudkan melalui berbagai
inisiatif dan program. Salah satunya adalah inisiatif untuk mewujudkan
suatu pulau mandiri yang memanfaatkan 100% energi terbarukan untuk memenuhi
kebutuhan energinya. Pulau ini diharapkan dapat menjadi ‘ikon’ atau
simbol energi terbarukan nasional maupun dunia. Mengingat Indonesia merupakan
negara kepulauan, keberadaan ikon tersebut selanjutnya diharapkan dapat menjadi
model untuk direplikasi di pulau-pulau lainnya.
Berdasarkan studi yang telah
dilaksanakan pada tahun 2009 oleh Hivos, KESDM dan Bappenas, Pulau Sumba
terpilih sebagai pulau yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai Pulau
Ikonis Energi Terbarukan. Hal ini juga didukung oleh PT. PLN (persero) sistem
NTT yang mencanangkan program kelistrikan non-fossil fuel.
Pulau yang terletak di bagian Timur Kepulauan Indonesia tersebut
merupakan pulau yang sebagian besar masyarakatnya masih belum memiliki akses
terhadap energi modern. Rasio elektrifikasinya pada tahun 2011 baru mencapai
30%, jauh dibawah rata-rata nasional yang telah mencapai 72%. Saat ini,
sebagian besar kebutuhan energi masyarakat Sumba dipenuhi dengan bahan bakar
minyak yang harganya sangat mahal, karena harus dipasok dari tempat lain dengan
biaya transportasi yang cukup mahal. Padahal Sumba memiliki potensi energi
terbarukan yang sangat besar, seperti energi air, energi surya, energi angin,
biomassa, biogas, dan energi samudera. Berbagai pertimbangan tersebut kemudian
mendasari pengembangan Sumba sebagai Pulau Ikonis Energi Terbarukan.
Untuk mewujudkan mimpi Pulau Ikonis
tersebut, serangkaian kegiatan telah dilakukan oleh Kementerian ESDM
bekerjasama dengan Hivos (lembaga non-Pemerintah dari Belanda) dan Pemerintah
Daerah Provinsi NTT. Salah satu kegiatan yang baru-baru ini telah dilaksanakan
adalah Seminar dan Lokakarya Penyusunan Kerangka Peta Jalan Multi-Pihak dan
Pembentukan Satuan Tugas Sumba Iconic Island. Kegiatan tersebut
dilaksanakan pada tanggal 15-16 Maret 2012 di Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat
Daya. Seminar dan lokakarya tersebut merupakan pertemuan kedua di Sumba,
setelah pada Maret tahun lalu diselenggarakan pertemuan untuk membahas kajian
KEMA tentang pemanfaatan energi terbarukan di Pulau Sumba yang selanjutnya,
Hivos dan Pemerintah DaerahProvinsi NTT disaksikan oleh Direktur
Bioenergi, Maritje Hutapea, menandatangani nota kesepakatan untuk mengembangkan
Sumba sebagai Pulau Ikonis.
Seminar tersebut bertujuan untuk
mengidentifikasi potensi sumber daya dan mensinergikan program serta kegiatan
pengembangan energi terbarukan di Sumba yang kemudian akan diformulasikan ke
dalam sebuah roadmap (peta Jalan). Dalam sambutan pembukaan,
Sekretaris Daerah Provinsi NTT, Fransiskus Salem, menyambut baik inisiatif yang
menjadikan Sumba sebagai Pulau Iconic, mengingat energi merupakan penggerak
ekonomi. Kegiatan ini juga merupakan salah satu upaya untuk meraih komitmen
para pemangku kepentingan, tidak hanya pihak-pihak di Pusat, tetapi yang lebih
penting adalah para pemangku kepentingan lokal di dalam mengembangkan
Sumba sebagai Pulau Ikonis Energi Terbarukan. Meskipun penyusunan peta jalan
tersebut masih dalam tahap awal, namun semangat para pemangku kepentingan lokal
untuk mengembangkan Sumba sebagai Pulau Ikonis Energi Terbarukan sangat tinggi.
Berbagai masukan untuk menentukan langkah selanjutnya telah berhasil didapatkan
dari kegiatan tersebut. Salah satu masukan penting yang diperoleh adalah bahwa
pengembangan Pulau Ikonis tersebut harus didasari dengan pembangunan
kepercayaan, peningkatan kesadaran dan pengembangan kapasitas masyarakat Sumba
itu sendiri. Masyarakat Sumba perlu menyadari bahwa akses energi yang berasal
dari energi terbarukan tersebut merupakan salah satu pintu utama di dalam
mengembangkan potensi ekonominya. Besar harapan bahwa di masa mendatang,
kesejahteraan masyarakat Sumba akan meningkat melalui pemanfaatan energi
terbarukan.
2.2 Keterlibatan Para Pemangku Kepentingan Lokal Merupakan
Kunci Utama Dalam
Mewujudkan Pulau Ikonik
Dalam rangka menginisiasi
terwujudnya Pulau Ikonik tersebut, pada tahun lalu Kementerian ESDM telah
melaksanakan pembangunan pilot project pembangunan 25 unit
biogas skala rumah tangga, dan pada tahun 2012, Kementerian ESDM mempunyai
komitmen untuk mengimplementasikan program tungku hemat energi dan
mengalokasikan dana untuk pembangunan PLTS baik melalui Dana Alokasi Khusus
maupun APBN KESDM
2.3Biogas dari Kotoran Babi, Akses Energi Bersih untuk Masyarakat Sumba
Selanjutnya untuk mendukung sistem
kelistrikan di Sumba dengan memanfaatkan energi terbarukan, BPPT telah
membangun PLTS Terpusat sebesar 500 kW yang diinterkoneksikan ke sistem grid
PLN. PLN sendiri saat ini mempunyai program pembangunan tiga unit PLTMH
dengan total kapasitas sebesar 1,2 MW, dan program pembangunan PLTS di 1000
pulau terisolasi, termasuk Sumba. Unit PLTS yang diberikan dilengkapi dengan
pembagian lampu penerangan melalui program yang bernama Program Super Ekstra
Hemat Energi (SEHEN). Sedangkan Hivos telah melakukan sejumlah studi di
antaranya studi off-grid, potensi biofuel dan biomassa. Melalui
kerjasama dengan BNI, Hivos juga telah membangun percontohan 30 unit biogas
skala rumah tangga di Sumba. Pada tahun ini juga akan dibangun PLTBayu oleh
Winrock sebagai uji coba sebelum pengembangan ke skala komersial. Penjajakan
kerjasama juga sedang dilakukan Hivos dengan Yayasan IBEKA dan PT Sewatama
untuk pembangunan masing-masing PLTMH dan PLT Bayu. Bank Pembangunan Asia juga
sudah berkomitmen untuk memberikan bantuan teknis untuk kegiatan perencanaan,
peningkatan kapasitas SDM dan percontohan energi terbarukan di Sumba.
Permintaan akan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dunia
dari tahun ketahun semakin meningkat, hal itu menyebabkan harga minyak
melambung dipasaran melambung tinggi. Pemerintah berencana menaikkan lagi harga
minyak untuk mengurangi sudsidi yang harus ditanggung oleh APBN. Yang menjadi
pertanyaan adalah jika BBM mahal, apakah kita tidak bisa hidup tanpa
menggunakan bahan bakar minyaktersebut.
Ternyata tidak demikian. Sumber energi bahan bakar alternatiftelah banyak
ditemukan sebagai pengganti bahan bakar minyak, salah satunya adalah Biogas.
Proses Pembuatan dan penerapan
Teknologi biogas sebenarnya bukan sesuatu hal yang baru. Berbagai negara
telah mengaplikasikan teknologi ini sejak puluhan tahun yang lalu seperti
petani di Inggris, Rusia dan Amerika serikat. Sementara itu di Benua Asia,
India merupakan negara pelopor dan pengguna biogas sejak tahun 1900
semasa masih dijajahÿ Inggris, negara tersebut mempunyai lembaga khusus yang
meneliti pemanfaatan limbah kotoran ternak yang disebut Agricultural
Research instututeÿ dan Gobar Gas ResearchStation, Lembaga tersebut
pada tahun 1980 sudah mampu membangun instalasi biogas sebanyak 36.000 unit.
Selain negara negara tersebut diatas, Taiwan, Cina, Korea juga telah
memanfaatkan kotoran ternak sebagai bahan baku pembuatan biogas.
Jika kitaÿ menggantungkan terus pada Bahan Bakar
Minyak (BBM) dan Gas sebagai energi utama tanpa mencari alternatip lain
maka beban hidup akan semakin berat terutama masyarakat kecil pedesaan padahal
ada alternatip yang mudah dengan cara
membuat biogas dari kotoran ternak. Pemerintah
sudah saatnya mengalokasikan sebagian dari pengurangan subsidi BBM untuk
mengembangkan biogas dari kotoran ternak keseluruh pelosak pedesaan.
Sudah saatnya pula kita berfikir dan berusaha
mengembangkan kreatifitas untuk mengembangkan energi alternatip dari kotoran
ternak, karena sudah banyak hasil penelitian ilmiah yang berhasil. Kegiatan
yang harus kita lakukan sekarang adalah mengaplikasikan hasil penelitian
tersebut untuk kepentingan masyarakat. Usaha ini juga harus didukung dengan
mengubah pola pikir masyarakat untuk menerima kehadiran teknologi baru.
2.4.2
Hasil Sampingan Ternak
Ternak sapi, kerbau, kuda, ayam
petelur, kambing banyak dipelihara oleh masyarakat pedesaan sebagai usaha
sampingan selain bercocok tanam. Limbah dari usaha tersebutÿ berupa limbah
padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, kulit telur, lemak,
darah, bulu, kuku dan lain lainnya. Volume dan jenis limbah tergantung pada
jenis dan banyaknya ternak yang dipelihara. Feses, urine, sisa makanan yang
merupakan limbah utama dari ternak selama ini oleh masyarakat dimanfaatkan
sebagai pupuk organik. Pemanfaatan Limbah ternak selama ini belum optimal,
karena sebelum kotoran ternak itu dijadikan pupuk organik terlebih dahulu dapat
diproses untuk menghasilkan biogas dimana gas itu dapat digunakan untuk memasak
menggantikan minyak tanah ataupun gas LPG.ÿ
Disisi lain, peternakan juga menjadi penyebab timbulnya
pencemaran air, bau tak sedap, mengganggu pemandangan dan bahkan sebagai sumber
penyakit. Kita ingat belum lama ini dengan timbulnya wabah flu burung. Dengan
adanya teknologi biogas seluruh permasalahan lingkungan akibat pencemaran dapat
dikurangi.
2.4.3
Prinsip Pembuatan Biogas
Prinsip pembuatan biogas adalahÿ adanya
dekomposisi bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk
menghasilkan gas yang sebagian besar adalah berupa gas metan (yang memiliki
sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida, gas inilah yang disebut biogas.
Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah
mikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi
adalah 30-55øC, dimana pada suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan
bahan organik secara optimal. Hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri
adalah gas metan seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel : Komposisi biogas (%) kotoran sapi dan campuran
kotoran ternak dengan sisaÿÿ pertanian
Jenis gas
|
Biogas
|
|
Kotoran sapi
|
Campuran kotoran + sisa pertanian
|
|
Metan (CH4)
|
65,7
|
54 - 70
|
Karbon dioksida (CO2)
|
27,0
|
45 - 57
|
Nitrogen (N2)
|
2,3
|
0,5 - 3,0
|
Karbon monoksida (CO)
|
0
|
0,1
|
Oksigen (O2)
|
0,1
|
6,0
|
Propena (C3H8)
|
0,7
|
-
|
Hidrogen sulfida(H2S)
|
-
|
sedikit
|
Nilai kalor (kkal/m2)
|
6513
|
4800 - 6700
|
Sumber: Harahap, dkk (1978)
2.4.4
Membangun Instalasi Biogas
Bangunan
utama dari instalasi biogasadalah Digester yang berfungsi untuk
menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri. Jenis
digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous feeding
dimana pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari. Besar
kecilnya digester tergantung pada kotoran ternak yamg dihasilkan dan banyaknya
biogas yang diinginkan. Lahan yang diperlukan sekitar 16 m2. Untuk
membuat digester diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu kali,
batu koral, bata merah, besi konstruksi, cat dan pipa prolon.
Lokasi yang akan dibangun sebaiknya dekat dengan kandang
sehingga kotoran ternak dapat langsung disalurkan kedalam digester. Disamping
digester harus dibangun juga penampung sludge (lumpur) dimana slugde tersebut
nantinya dapat dipisahkan dan dijadikan pupuk organik padat dan pupuk organik
cair.
Setelah pengerjaan digester selesai maka mulai dilakukan
proses pembuatan biogas dengan langkah langkah sebagai berikut:
1.
Mencampur kotoran sapi dengan air
sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan 1:1pada bak penampung sementara.
Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan kedalam digester
2. Mengalirkan
lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertamakran gas yang
ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang adadidalam
digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur
kotoransapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.
3. Melakukan
penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi rumensegar
dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5
–5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi
proses fermentasi.
4. Membuang gas
yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk adalah
gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru terbentuk
gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4
54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala.
5. Pada hari ke-14
gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau
kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi
biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran
sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu
sehingga dihasilkan biogas yang optimal
Cara pengolahan kotoran ternak
menjadi biogas selain menghasilkan gas metan untuk
memasak juga mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik padat
dan pupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah mengurangi
ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa
diperbaharui.
2.5 HIVOS Kembangkan Biogas di Pulau
Sumba
Hivos, sebuah organisasi nirlaba
asal Belanda, berkeinginan untuk mengembangkan biogas dan tenaga angin di Pulau
Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Keinginan mengembangkan biogas itu karena
Pulau Sumba dinilai sangat cocok untuk mengembangkan dua energi karena daerah
yang kering dan berbukit dengan padang sabana yang cocok untuk
berkembangbiaknya ternak besar dan kecil, kata Gubernur Nusa Tenggara Timur,
Frans Lebu Raya, di Kupang, Kamis. Dia mengemukakan hal itu kepada wartawan
ketika menjelaskan hasil pertemuan dengan Manager Hivos, Robert de Groot dan
Coordinator Klimaat Energie dan Otwikkeling Hivos, Eco Matser. Biogas adalah
hasil fermentasi dari bahan-bahan organik, seperti kotoran manusia dan hewan
dan limbah rumah tangga. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon
dioksida. Karena tekanan gas metananya cukup rendah, biogas tak mudah meledak.
Menurut Manager Hivos, potensi angin
di Pulau Sumba bisa dijadikan energi alternatif pembangkit listrik karena Sumba
beriklim kering jika dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia. Sumba
juga adalah daerah bergunung diselingi dataran- dataran sempit. Tanah bagian
atas (topsoil) relatif tipis akibat struktur tanah yang berbatu dengan tutupan
vegetasi, sehingga rentan erosi. Gubernur menjelaskan, hasil survei Hivos yang
dipaparkan Manager Hivon, di Sumba rawan penggundulan hutan untuk kepentingan
kayu bakar sehingga perlu dicarikan energi alternatif untuk menyelamatkan
lingkungan. Sedangkan topografi bergunung sangat potensial terhadap
pengembangan energi pembangkit listrik. "Tetapi hal yang paling penting
adalah apa yang akan dilakukan ini untuk melayani kebutuhan akan listrik di
daerah yang terpencil dan jarang penduduk," kata Lebu Raya. Gubernur Lebu
Raya juga mengingatkan Hivos agar serius merealisasikan program pengembangan
energi alternatif, listrik tenaga angin dan biogas. Di NTT, kata Lebu Raya,
masih punya banyak masalah antara lain, kemiskinan, kekurangan pangan dan
energi. Pemenuhan kebutuhan akan energi baru 31 persen.
"Pemerintah menyambut baik dan
mendukung kerjasama itu, asalkan serius. Diharapkan kehadiran program ini dapat
mendukung pertumbuhan bidang pertanian dan peternakan. Biogas, kata gubernur,
jelas mendukung pengembangan ternak sapi, kuda, kerbau dan ternak kecil
lainnya.
2.6 SkyEnergi Bangun PLTS di Sumba
Timur
Kupang, SkyEnergy, sebuah perusahan
dari Jepang berencana membangun pusat listrik tenaga surya (PLTS) terbesar di
Asia Tenggara berkapasitas tiga mega wat (MW) di Kabupaten Sumba Timur,
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).Rencana pembangunan PLTS itu sudah
disepakati melalui penanda tanganan kesepakatan kerja sama (MoU) antara
SKYEnergy dengan pemerintah Kabupaten Sumba Timur, kata Humas PT. PLN (Persero)
Wilayah NTT, Paul Bola, di Kupang.
“Pembangunan PLTS dengan kapasitas
tiga MW di Sumba Timur ini menjadi PLTS terbesar di Asia Tenggara. Selama
ini, PLTS terbesar terdapat di Filipina dengan kapasitas dua MW,”
katanya. Dia mengatakan, pihak investor akan membangun PLTS untuk memproduksi
listrik tiga MW. Listrik tersebut akan dibeli oleh PLN dan kemudian disalurkan
kepada pelanggan atau masyarakat.
Peran pemerintah Kabupaten Sumba
Timur, kata Paul Bola, antara lain, menyiapkan lahan sesuai dengan
kebutuhan investor yang nantinya digunakan untuk lokasi pembangunan PLTS. Dia
mengatakan, pembangunan listrik tiga MW akan meningkatkan rasio elektrifikasi
di Kabupaten Sumba Timur. Hingga Agustus 2009 di Kabupaten Sumba Timur
masih terdapat tujuh kecamatan dan 98 desa yang belum berlistrik.
Bupati Sumba Timur, Gidion MBilijora
secara terpisah mengatakan, pemerintah dan rakyat mendukung penuh rencana
perusahan Jepang yang akan membangun pusat listrik tenaga surya di wilayah itu.
Bupati Gidion yakin, rencana pembangunan pembangkit listrik
itu bukan hanya sekadar sebuah rencana karena pemerintah Jepang sangat serius
membantu masalah kelistrikan di Pulau Sumba.
Mengenai persiapan lahan, Bupati
Gidion menambahkan, pemerintah sedang mengkaji lahan yang cocok untuk
pembangunan pusat pembangkit listrik tenaga surya sesuai dengan permintaan
pemerintah Jepang. “Pemerintah tentu memberikan dukungan penuh bagi rencana
pembangunan pembangkit listrik di Sumba Timur. Kami sedang menyiapkan lahan
sesuai permintaan,” katanya.
Menurut dia, kehadiran pembangkit
listrik di pulau itu memiliki dampak yang sangat luas bagi perkembangan ekonomi
masyarakat di wilayah itu, karena selain membangkitkan industri kecil
masyarakat, juga akan menarik investor untuk menanamkan modal di Pulau Sumba.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Biogas dangan tenaga
surya yang dikembangkan di daerah Sumba, NTT termasuk dalam golongan energi
yang baru dan terbarukan. Hal ini disebabkan karena biogas yang berasal dari
kotoran hewan dan sinr matahari tidak akan pernah habis atau akan selalu
tersedia sebagai sumber energi bagi manusia. Pemerintah yang bersedia membantu
masyarakat akan menjadikan masyarakat
lebih kreatif dalam mengembangkan sumber daya yang ada di daerahnya
masing-masing.
3.2 Usul Saran
Segala
sesuatu yang ada di sekitar kita dapat dimamfaatkan sebagai seuatu yang berguna
bagi kehidupn kita di hari yang akan datang. Janganlah berhenti mencoba
kreativitas kita karena dengan mencoba, kita akan menghasilkan sesuatu yang
sangat berguna bagi diri kita dan oang lain.
pengertian dari abortus
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Saat ini Aborsi menjadi salah satu
masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya angka aborsi yang kian
meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri, angka pembunuhan janin per
tahun sudah mencapai 3 juta. Angka yang tidak sedikit mengingat besarnya
tingkat kehamilan di Indonesia. Selain itu, ada yg mengkategorikan aborsi itu
pembunuhan. Ada yang melarang atas nama agama. Ada yang menyatakan bahwa jabang
bayi juga punya hak hidup sehingga harus dipertahankan, dan lain-lain. Aborsi
merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan
dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan
melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Namun sebenarnya aborsi
juga merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja muncul dalam bentuk komplikasi
perdarahan dan sepsis. Akan tetapi, kematian ibu yang disebabkan komplikasi
aborsi sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai
perdarahan atau sepsis. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih
merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap
ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan
kejadian aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari
berita yang ditulis di surat kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat,
selain dengan mudahnya didapatkan jamu dan obat-obatan peluntur serta dukun
pijat untuk mereka yang terlambat datang bulan.
Tidak ada data yang pasti tentang
besarnya dampak aborsi terhadap kesehatan ibu, WHO memperkirakan 10-50%
kematian ibu disebabkan oleh aborsi (tergantung kondisi masing-masing negara).
Diperkirakan di seluruh dunia setiap tahun dilakukan 20 juta aborsi tidak aman,
70.000 wanita meninggal akibat aborsi tidak aman, dan 1 dari 8 kematian ibu
disebabkan oleh aborsi tidak aman. Di Asia tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta
aborsi dilakukan setiap tahunnya, di antaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi
di Indonesia. Risiko kematian akibat aborsi tidak aman di wilayah Asia
diperkirakan antara 1 dari 250, negara maju hanya 1 dari 3700. Angka tersebut
memberikan gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup besar.
B. Tujuan
1. Melaksanakan
pengkajian pada klien dengan abortus imminens
2. Menentukan
identifikasi masalah klien
3. Menentukan
antisipasi masalah pada klien dengan abortus imminens
4. Menentukan
identifikasi kebutuhan segera pada klien dengan abortus imminens
5. Menentukan
rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi dan mengintervensi pada klien
dengan abortus imminens
6. Mengevaluasi
klien hasil tindakan yang telah dilakukan pada klien dengan abortus imminens
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A. Pengertian
Abortus
Abortus
adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Mansjoer, Arief dkk, 2001). Kelaianan
dalam kehamilan ada beberapa macam yaitu, abortus spontan, abortus buatan, dan
terapeutik. Biasanya abortus spontan dikarenakan kurang baiknya kualitas sel
telur dan sel sperma. Abortus buatan merupakan pengakhiran kehamilan dengan
disengaja sebelum usia kandungan 28 minggu. Pengguguran kandungan buatan karena
indikasi medic disebut abortus terapeutik.
Berdasarkan
jenisnya abortus dibagi menjadi abortus imminens, insipiens, inkomplet dan
abortus komplet, missed abortion, dan abortus habbitualis.
1. Abortus
imminens
Suatu abortus imminens dicurigai bila terdapat
pengeluaran darah pervaginam pada trimester pertama kehamilan. Suatu abortus
imminens dapat atau tanpa disertai rasa mulas ringan, sama dengan pada waktu
menstruasi atau nyeri pinggang bawah. Dan perdarahan sering kali hanya sedikit
dan berlangsung beberapa hari atau minggu. Pemeriksaan vagina pada kelainan ini
memperlihatkan tidak ada pembukaan pada serviks. Sementara pemeriksaan dengan
menggunakan real team ultrasound pada panggul menunjukkan ukuran kantong amnion
normal, jantung janin berdenyut, dan kantong amnion kosong, serviks tertutup
dan masih terdapat janin utuh.
2. Abortus
insipiens
Merupakan abortus yang tidak dapat dipertahankan
lagi ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan serviks.
Terdapat nyeri perut bagian bawah atau nyeri kholik uterus yang hebat. Pada
pemeriksaan vagina memperlihatkan dilatasi ostium serviks dengan bagian kantong
konsepsi menonjol. Hasil pemeriksaan USG mungkin didapatkan denyut jantung
janin masih berdenyut, kantong gestasi kosong, uterus kosong atau perdarahan
subkorionik banyak dibagian bawah.
3. Abortus
inkomplet
Merupakan pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang masih tertinggal dalam uterus.
Pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba
dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri
ekstrenum. Didapatkan endometrium yang tipis dan irregular.
4. Abortus
komplet
Pada abortus ini semua hasil konsepsi sudah
dikeluarkan, ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan
uterus sudah mengecil. Tidak ada lagi gejala kehamilan dan PPtest negative. Pada
pemeriksaan USG didapatkan uterus kosong.
5. Missed
abortion
Kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi
janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
6. Abortus
habbitualis
Abortus ini adalah abortus spontan yang terjadi
berturut-turut 3x atau lebih. Pada umumnya tidak sulit untuk hamil, namun
kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu.
B. Etiologi
1. Penyebab
secara umum:
a. Infeksi
akut virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis - Infeksi bakteri, misalnya
streptokokus - Parasit, misalnya malaria
b. Infeksi
kronis sifilis,
-
biasanya menyebabkan abortus pada
trimester kedua.
-
Tuberkulosis paru aktif.
-
Keracunan, misalnya keracunan tembaga,
timah, air raksa, dll
2. Penyakit
kronis, misalnya
a. Hipertensi
b. Nephritis
c. Diabetes
d. Anemia
ringan
e. Penyakit
jantung
f. Toxemia
gravidarum
g. Gangguan
fisiologis, misalnya syok, ketakutan
h. Trauma
fisik
3. Penyebab
yang bersifat local
a. Fibroid,
inkompetensia serviks
b. Radang
pelvis kronis, endometrtis
c. Retroversi
kronis
d. Hubungan
seksual yang berlebihan sewaktu hamil sehingga menyebabkan hyperemia dan
abortus
e. Kelaianan
alat kandungan
f. Gangguan
kelenjar gondok
g. Penyebab
dari segi janin/plasenta
h. Kematian
janin akibat kelainan bawaan
i.
Kelainan kromosom
j.
Lingkungan yang kurang sempurna
C. Factor-faktor
penyebab terjadinya abortus spontan
1. Factor
fetal
Sekitar 2/3 dari abortus spontan pada trimester
pertama merupakan anomaly kromosom dengan setengah dari jumlah tersebut adalah
trisomi autosom dan sebagian lagi merupakan triploidi, tetraploidi, atau
monosomi 45X.
2. Factor
maternal
a. Factor-faktor
endokrin
b. Factor
anatomi
c. Factor-faktor
imunologi
d. Trombofilia
e. Infeksi
f. Factor-faktor
eksogen
g. Gaya
hidup seperti merokok dan alkhololisme
h. Radiasi
D. Patofisiologi
Abortus
biasanya disertai dengan perdarahan didalam desidua basalis dan perubahan
nekrotik didalam jaringan-jaringan yang berdekatan dengan tempat perdarahan.
Ovum yang terlepas sebagian atau seluruhnya dan mungkin akan menjadi benda
asing didalam uterus sehingga merangsang kontraksi uterus dan mengakibatkan
pengeluaran janin.
E. Diagnosis
Abortus
dapat diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang
perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat, sering pula terdapat
rasa mulas. Kecurigaan tersebut dapat diperkuat dengan ditentukannya kehamilan
muda pada pemeriksaan bimanual dan test kehamilan secara biologis ( Galli
Mainini) atau imunologi ( Pregnosticon, Gravindex ) bila mana hala itu
dikerjakan. Harus diperhatikan macam dan banyaknya perdarahan, pembukaan
serviks dan adanya jaringan dalam kavum uteri atau vagina.
F. Komplikasi
Komplikasi
yang serius kebanyakan terjadi pada fase abortus yang tidak aman walaupun
kadang-kadang di jumpai juga pada abortus spontan. Komplikasi dapat berupa
perdarahan, kegagalan ginjal, infeksi, syok, akibat perdarahan dan infeksi
sepsis.
G. Penatalaksanaan
Untuk
penatalaksanaan abortus berulang dibutuhkan anamnesis untuk arah mengenai
riwayat suami istri dan pemeriksaan fisik ibu baik secara anatomi maupun
laboratorik. Apakah abortus terjadi pada trimester pertama atau kedua baik
untuk diperhatikan. Bila terjadi pada trimester pertama maka banyak factor yang
harus dicari sesuai kemungkinan etiologi atau mekanisme terjadinya abortus
berulang. Bila terjadi pada trimester kedua maka factor-faktor penyebab lain
cenderung pada factor anatomis terjadinya inkompetensia serviks dan adanya
tumor mioma uteri serta infeksi yang berat pada uterus atau serviks.
H. Pengobatan
Setelah
didapatkan anamnesa yang maksimum bila sudah terjadi konsepsi baru pada ibu
dengan riwayat abortus berulang maka support psikologis untuk pertumbuhan
embrio intrauterine yang baik perlu diberikan pada ibu. Kenali kemungkinan
terjadinya anti fosfolipid syndrome atau mencegah terjadinya infeksi
intauterin.
Pemeriksaan
kadar HCG secara periodic pada awal kehamilan dapat membantu pemantauan
kelangsungan kehamilan sampai pemeriksaan USG dapat dikerjakan. Gold standar
untuk monitoring kehamilan dini adalah pemeriksaan USG, dikerjakan setiap 2
minggu sampai kehamilan ini tidak mengalami abortus. Pada keadaan embrio tidak
terdapat keadaan janin maka perlu segera dilakukan evakuasi serta pemeriksaan
kariotik jaringan hasil konsepsi tersebut.
Bila
kehamilan kemudian berakhir dengan kegagalan lagi maka pengobatan secara
intensif harus dikerjakan secara bertahap baik perbaikan kromosom, anomaly
anatomi, kelaianan endokrin, enfeksi, factor imunologi, anti fosfolipid
syndrome, terapi immunoglobulin atau imunomodulator perlu diberikan secara
berurutan. Hal ini merupakan satu pekerjaan yang besar dan memerlukan
pangamatan yang memadai untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Kasus
Kasus : Pada tanggal 2 desember 2012 Ny. Prita datang ke
RSU Kebumen untuk memeriksakan kehamilannya. Ibu mengeluh keluar flek-flek
kecoklatan dari kemaluannya sejak 3 hari yang lalu.Ibu merasa cemas dengan
keadaan janinnya. Ibu mengatakan HPHT tanggal 11 juni 2012.
B. Dokumentasi
Asuhan Kebidanan
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
PATOLOGI
Ny. P G2 P1 AO Ah1 UMUR 30 TAHUN UK 36+3 MINGGU
DENGAN SOLUTIO
PLASENTA
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN KEBUMEN
No. Register : 201/11/2011
Masuk RS tanggal / jam : 21 januari 2011 / 14.10 WIB
Dirawat di ruang : Poloklinik
Kandungan
I. PENGKAJIAN Tanggal : 21januari
2011, jam : 14.10 WIB,
Oleh : Bidan
A. DATA SUBJEKTIF
1.Identitas
Ibu Suami
Nama :
Ny. P Tn.
S
Umur :
30 Tahun 32 Tahun
Agama :
Islam Islam
Suku / bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/
Indonesia
Pendidikan : SMA PT
Pekerjaan : IRT PNS/
Guru
Alamat :
Perum Pepabri Perum
Pepabri
No.Telp : - -
2. Alasan kunjungan
Ibu
mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3. Keluhan utama
Ibu
mengatakan hamil anak ke 2 dan mengatakan nyeri pada bagian perut
terasa sesak dan kadang – kadang perut terasa tegang
4. Riwayat menstruasi
Menarche
: 13 tahun siklus : 28 hari
Lama : 7 hari Teratur : Ya
Sifat
darah : Cair Keluhan : Tidak ada
5. Riwayat perkawinan
Status
pernikahan : Sah Menikah ke : 1 ( satu )
Lama : 9 tahun Usia
menikah pertama kali : 21
Tahun
6. Riwayat obstetri : G2 P1 A0 Ah1
Hamil ke-
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
Tggl
|
Umur khamiln
|
Jenis prsalinan
|
Penlong
|
kompliksi
|
JK
|
BB lahir
|
laktasi
|
komplikasi
|
|
1
|
26 desember
2004
|
Aterm
|
spontan
|
bidan
|
Tidak ada
|
♂
|
3250
|
ya
|
Tidak ada
|
Hamil ini
|
7. Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No.
|
Jenis kontrasepsi
|
Pakai
|
berhenti
|
||||||
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Alasan
|
||
Suntik
|
2004
|
bidan
|
bpm
|
Tidak ada
|
2011
|
-
|
-
|
Ingin punya
anak
|
8. Riwayat kehamilan sekarang
a.
HPM :
11 mei 2010 HPL : 18 februari 2011 UK : 36+3Minggu
b.
ANC pertama umur kehamilan : 6 minggu
c.
Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi :
2 X
Tempat :
BPM
Oleh : Bidan
Keluhan : Mual, muntah
Terapi : B6 , Kalk
Trimester II
Frekuensi : 4
Tempat : BPM
Oleh : Bidan
Keluhan : nyeri perut
Terapi : Fe, Kalk, Asmet
Trimester III
Frekuensi :
3 kali
Tempat :
rumah sakit
Oleh : dokter
Keluhan : nyeri perut
Terapi : fe, Kalk. Asmet
d. Imunisasi
TT
TT1 : Caten
e.
Pergerakan janin selama 24 jam (dalam
sehari)
Ibu
mengatakan merasakan gerakan lebih dari 10 kali dalam 24 jam
(dalam sehari)
9. Riwayat kesehatan
a.
Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular,menurun dan menahun)
Ibu
mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti, PMS, TBC,
Hepatitis, Penyakit menurun seperti Hipertensi dan Diabetes Militus, Penyakit
menahun seperti, Asma, Jantung, dan ginjal.
b.
Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,menurun dan menahun)
Ibu
mengatakan keluarga ibu dan suami tidak pernah menderita penyakit menular
seperti, PMS, TBC, Hepatitis, Penyakit menurun seperti Hipertensi dan Diabetes
Militus, Penyakit menahun seperti, Asma, Jantung, dan ginjal.
c. Riwayat
keturunan kembar
Ibu
mengatakan keluarga ibu dan suami tidak
memiliki riwayat keturunan kembar.
d. Riwayat
operasi
Ibu
mengatakan tidak memiliki riwayat operasi.
e. Riwayat
alergi obat
Ibu
mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat apapun
10. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola nutrisi Sebelum
hamil Saat hamil
Makan
Frekuensi
:
3 x/hari
4 x/hari
Porsi
: 1 piring 1 piring
Jenis : Nasi,sayur,lauk Nasi,sayur,lauk,buah
Pantangan
: Tidak ada Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
Minum
Frekuensi :
6 x/hari 8
x/hari
porsi
: 1 gelas 1
gelas
Jenis
: Air putih,air teh Air putih, susu, teh
Pantangan
: Tidak ada Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada Tidak
ada
b.
Pola eliminasi
BAB
Frekuensi
:
1 x/hari
1 x/hari
Konsistensi : Lembek Lembek
Warna : Kuning Kuning
Keluhan
: Tidak ada Tidak
ada
BAK
Frekuensi
: 6 x/hari 8 x/hari
Konsistensi : Cair Cair
Warna
: Kuning jernih Kuning
jernih
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
c.
Pola istirahat
Tidur
siang
Lama
: 1 jam/hari 2 jam/hari
Keluhan
: Tidak ada Tidak
ada
Tidur
malam
Lama
: 8 jam/hari 6
jam/hari
Keluhan
: Tidak ada Tidak
ada
d.
Personal hygiene
Mandi
: 2 x/hari 2
x/hari
Ganti
pakaian :
2 x/hari 2
x/hari
Gosok
gigi : 2 x/hari 2
x/hari
Keramas
:
3 x/minggu 3
x/minggu
e.
Pola seksualitas
Frekuensi
: 2 x/minggu 3 x/minggu
Keluhan
: Tidak ada Tidak
ada
f.
Pola aktivitas ( terkait kegiatan fisik,
olah raga )
Ibu mengatakan aktivitas ibu
sehari-hari mengerjakan pekerjaan rumah, seperti mencuci, menyapu, dan
mengepel.
11.
Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu ,minuman beralkohol )
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu dan minum
minuman beralkohol.
12.
Psikososiospiritual (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan, dukungan
sosial, perencanaan persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi, kegiatan ibadah,
kegiatan sosial, dan persiapan keuangan ibu dan keluarga)
-
Ibu
mengatakan senang dengan kehamilannya
-
Ibu
mengatakan suami dan keluarga mendukung kehamilannya
-
Ibu
mengatakan hubungan dengan suami, keluarga dan tetangga baik
-
Ibu
mengatakan patuh menjalankan kegiatan ibadah
-
Ibu
mengatakan keadaan ekonomi ibu baik
13.
Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan ,
persalinan dan nifas
)
- Ibu
mengatakan belum mengetahui cara minum tablet fe yang benar dan ibu juga belum mengetahui tentang tanda bahaya
kehamilan.
- Ibu mengatakan belum mengetahui tentang persiapan dan
proses persalinan.
-
Ibu
mengatakan belum mengetahui tentang teknik menyusui yang benar.
14. Lingkungan
yang berpengaruh
-
Ibu mengatakan lingkungan sekitar rumah
ibu bersih.
-
Ibu
mengatakan tidak ada hewan peliharaan.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
Tanda
vital sign
Tekanan
darah : 110/70
mmHg Nadi :80
x/menit
Pernapasan : 21
x/menit Suhu : 37,3
oC
Berat
badan sekarang : 64 Kg Tinggi
badan : 160 cm
Berat
badan sebelum hamil : 53 Kg
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Mesochepalus, tidak
oedema, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
Rambut : Lurus, bersih, tidak ada
ketombe, tidak ada kutu, rambut tidak berminyak.
Muka : Oval, tidak ada oedema,
tidak ada cloasma gravidarum.
Mata : Simetris, tidak
strabismus, sklera putih, konjungtiva merah muda.
Hidung : Tidak ada sekret, tidak ada
polip.
Mulut : Tidak stomatitis, tidak
ada karies gigi, lidah bersih.
Telinga : Simetris, tidak ada
serumen, pendengaran baik.
Leher : Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, parotis, limfe dan vena jugularis.
Dada : Tidak ada retraksi
dinding dada, tidak ada bunyi whezing
Payudara :Simetris, puting menonjol,
tidak ada massa, terdapat hiperpigmentasi
puting dan aerola mamae.
Abdomen :
tidak ada bekas operasi, perut membesar, ada linea nigra, ada striae
Palpasi
Leopold
Leopold I :
TFU pertengahan px
Bagian fundus teraba bulat, lunak, dan tidak melenting
yaitu bokong
Leopold
II : bagian kanan perut ibu teraba kecil-kecil tidak
beraturan yaitu ekstremitas
Bagian
kiri perut ibu teraba memanjang seperti papan yaitu punggung
Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras, dan
melenting yaitu kepala
Leopold IV :
bagian terendah janin belum masuk panggul
Osborn test :
Tidak dilakukan
Mc. Donald :
TFU 35 cm
TBJ :(35-11)x155= 3720 gr
Auskultasi DJJ :
140 X/ menit, teratur
Ekstremitas
atas :
Simetris, tidak polidaktili, tidak oedem, gerakan aktif.
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak
polidaktili, tidak oedem, tidak varises, gerakan aktif. Reflek patella kanan dan kiri : (+)/(+)
Genetalia Luar :
tidak ada keputihan dan tidak gatal
Anus :
Tidak hemoroid
Pemeriksaan panggul
(bila perlu) :
Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan penunjang Tanggal : 21 januari 2011, 14.20 WIB
-
Pemeriksaan laboratoriun haemoglobin 11gr %
-
USG janin tunggal hidup intrauteri, UK 36+3 minggu
3.
Data penunjang
Tidak ada
II. INTERPRETASI DATA
A.
Diagnosa Kebidanan
Seorang ibu Ny. “P” umur 30 tahun G2 P1 A0 Ah1 UK 36+3
minggu janin
tunggal, hidup intrauteri, preskep, puki dengan solutio plasenta
S : - Ibu mengatakan umurnya 30 tahun
- Ibu mengatakan ini
kehamilan yang ke dua
- ibu mengatakan belum
pernah keguguran.
- Ibu mengatakan HPM
tanggal 11 mei 2011
- Ibu
mengatakan nyeri pada bagian perut terasa sesak dan kadang – kadang
perut terasa tegang
O : - KU : Baik
- Kesadaran : compos mentis
- Status emosional : Stabil
-VS : TD : 110/70 mmHg R :
21 x /menit
N : 80 x /menit S :
37,3 0C
- PP Test +
- USG : janin tunggal hidup intrauteri,
UK 36+3 minggu, DJJ + kadang-kadang tidak terdengar
- DJJ : 125x/ menit, teratur
B.
Masalah
Ketidaknyamanan pada TM III
Data dasar
DS : Ibu
mengatakan merasa nyeri dan kadang-kadang perutnya tertekan dan tegang
DO : ibu hamil 36+3 minggu
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Potensial hipoksia pada bayi
Perdaraha pada ibu
IV. ANTISIPASI
TINDAKAN SEGERA
Mandiri
: Tidak ada
Kolaborasi : dengan dokter SpOG untuk melakukan perawatan lebih lanjut
Rujukan : Tidak ada
V. PERENCANAAN Tanggal : 21 januari 2011 Jam
: 14.30 WIB,
Oleh : Bidan
1.
Jelaskan pada ibu hasil
pemeriksaan.
2.
Jelaskan tentang keluhan yang dialami
ibu.
3.
Anjurkan Ibu untuk melahirkan di tenaga
kesehatan atau rumah sakit
4.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu
5.
Jelaskan tanda-tanda persalinan
6.
dokumentasi
VI. PELAKSANAAN Tanggal : 21 januari 2011, Jam : 14.35 WIB, Oleh : Bidan
1. Menjelaskan
pada Ibu hasil pemeriksaannya yaitu :
-
KU : Baik
-
Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi :80
x/menit
-
Pernapasan : 21 x/menit Suhu :37,3
oC
-
Berat badan : 64
Kg
- USG : janin tunggal hidup intrauteri, UK
36+3 minggu, DJJ + kadang-kadang tidak terdengar
- DJJ :
125x/menit
2.
Menjelaskan tentang keluhan yang
dialami Ibu yaitu nyeri pada bagian perut terasa sesak dan kadang – kadang
perut terasa tegang di sebabkan karena letak plasenta tidak pada tempatnya.
Cara mengatasinya ibu dapat miring kekiri apabila ibu sedang tidur agar
peredaran darah lancar.
3. Menganjurkan
Ibu untuk melahirkan di tenaga kesehatan atau rumah sakit supaya apabila
terjadi kegawatdaruratan dapat ditangani dengan cepat.
4. Menganjurkan
Ibu untuk tetap makan-makanan yang bergizi
menu seimbang misalnya nasi, ikan, daging, sayur-sayuran hijau, mineral,
buah dan susu.
5. Menjelaskan
tanda-tanda-tanda persalinan seperti sakit dari punggung menjalar ke perut,
keluar lendir bercampur darah, kenceng-kenceng teratur durasinya semakin lama.
6. Melakukan pendokumentasian.
VII.
EVALUASI Tanggal
: 21 januari
2011, Jam : 14.50 WIB, Oleh : Bidan
1. Ibu mengerti dengan
hasil pemeriksaannya.
2. Ibu mengerti dengan
keluhan yang dialaminya.
3. Ibu bersedia
melahirkan ditenaga kesehatan atau rumah sakit.
4. Ibu bersedia makan-makanan
yang bergizi
5. Ibu sudah mengerti
tentang tanda-tanda persalinan dan ibu mengerti harus menghubungi tenaga
kesehatan
6. Pendokumentasian
telah dilakukan.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil
konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram Penyebab secara umum : Infeksi akut virus, misalnya cacar, rubella,
hepatitis - Infeksi bakteri, misalnya streptokokus - Parasit, misalnya malaria.
Abortus biasanya disertai dengan perdarahan ,
tergantung jenis abortus yang dialami dan penyebabnya. Mulai dari bercak
–bercak,perdarahan ringan, sedang, berat (hasil konsepsi keluar). Penanganan
sementara biasanya dirujuk dan di USG kemudian dilanjutkan dengan Pemberian
terapi oleh dokter.
]
B. Saran
1.
Bagi para
Tenaga kesehatan atau Bidan, bila menemukan khasus seperti diatas, segera
melakukan penanganan segera, atau merujuk BUMIL, ke instasi kesehatan yang
lebih tinggi atau berkualitas
2.
Bagi para Bumil, dianjurkan untuk lebih
berhati-hati dalam menjaga kehamilan,apalagi pada kehamilan usia mudah, dan
juga unutk lebih sering melakukan ANC.
DAFTAR
PUSTAKA
Bastein, Ronald. 2011. From http://www.slideshare.net/ronaldbasten/bab-i-aborsi,
akses 1 Oktober 2012
Sujiyatini dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan Plus Contoh Asuhan
Kebidanan. Yogyakarta. Nuha Medika
Langganan:
Postingan (Atom)