Masa
masa kejayaan Islam di Spanyol
Tentu kita masih ingat akan sejarah kedatangan Thariq bin Ziyad bersama pasukannya pada bulan Mei tahun 711 M memasuki selat Gibraltar yang terletak di teluk Algeciras, sebagai cikal bakal perkembangan kebudayaan Islam dan kerajaan-kerajaan Islam yang mulai bercokol di tanah Andalusia (sekarang Spanyol). Berkat kedatangan Islam di Andalusia hampir delapan abad lamanya kaum Muslim mengusasi kota-kota penting seperti Toledo, Saragosa, Cordoba, Valencia, Malaga, Seville, Granada dan lain sebagainya, mereka membawa panji-panji ke-Islaman, baik dari segi Ilmu pengetahuan, Kebudayaan, maupun segi Arsitektur bangunan.
Di negeri inilah lahir tokoh-tokoh
muslim ternama yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan, seperti Ilmu Agama
Islam, Kedokteran, Filsafat, Ilmu Hayat, Ilmu Hisab, Ilmu Hukum, Sastra, Ilmu
Alam, Astronomi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu dengan segala kemajuan
dalam berbagai ilmu pengetahuan, kebudayaan serta aspek-aspek ke-islaman,
Andalusia kala itu boleh dikatakan sebagai pusat kebudayaan Islam dan Ilmu
Pengetahuan yang tiada tandingannya setelah Konstantinopel dan Bagdad. Maka tak
heran waktu itu pula bangsa-bangsa Eropa lainnya mulai berdatangan ke negeri
Andalusia ini untuk mempelajari berbagai Ilmu pengetahuan dari orang-orang
Muslim Spanyol, dengan mempelejari buku-buku buah karya cendekiawan Andalusia
baik secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan.
Diantara cendekiawan-cendekiawan
asal andalusia tercatat Ibnu Thufail (1107-1185) dilahirkan di Asya, Granada.
Nama lengkapnya adalah Abu Bakr Muhammad ibn Abdul Malik ibn Muhammad ibn
Muhammad ibn Thufail al-Qisi, ia pernah menjabat sebagai Mentri dalam bidang
Politik di pemerintahan, dan juga pernah sebagai Gubernur untuk Wilayah Sabtah
dan Tonjah di Magribi. Sebagai ahli falsafah, Ibnu Thufail adalah guru dari
Ibnu Rusyd (Averroes), ia mengusai ilmu lainnya seperti ilmu hukum, pendidikan,
dan kedokteran, sehingga Thufail pernah menjadi sebagai dokter pribadi Abu
Ya’kub Yusuf seorang Amirul Muwahhidin. Ibnu Thufail atau di kenal pula dengan
lidah Eropa sebagai Abubacer menulis Roman Filasafat dalam literatur abad
pertengahan dengan nama Kitabnya “Hayy ibn Yaqzan”, salah satu buku sebagai
warisan dari ahli filsafat Islam tempo dulu yang sampai kepada kita, sedangkan
sebagian karyanya hilang.
Al-Idrisi, lahir di Ceuta pada tahun
1100 M salah seorang ahli Geografi dengan nama lengkapnya Abu Abadallah
Muhammad al-Idrisi, yang menulis Kitab Ar-Rujari atau dikenal dengan Buku Roger
salah satu buku yang menjelaskan tentang peta dunia terlengkap, akurat, serta
menerangkan pembagian-pembagian zona iklim di dunia. Ar-Rujari sebuah karya
yang diperbantukan untuk Raja Roger II, dimana buku ini sempat dimanfaatkan
oleh orang-orang Eropa baik Muslim maupun non Muslim. Al-Idrisi adalah seorang
yang tekun, pekerja keras dan tanpa lelah untuk mengerjakan sesuatu yang
bermanfaat, ia menggali ilmu Geografi dan ilmu Botani di Kordoba Spanyol.
Selain itu dalam melahirkan ahli Botani, Andalusia mencatat pula nama Abu Muhammad
ibn Baitar atau Ibnu Baitar (1190-1248) yang dilahirkan di Malaga, dialah yang
petama kali menggabungkan ilmu-ilmu botani Islam, dimana karyanya dijadikan
sebagai standar referensi hingga abad ke-16.
Ibnu Bajjah (1082-1138), ia
dilahirkan di Saragosa dengan nama lengkapnya Abu Bakr Muhammad Ibn Yahya
al-Saigh, ia adalah seorang yang cerdas sebagai ahli matematika, fisika,
astronomi, kedokteran, filsafat, dan penyair dari golongan Murabitin, selain
hafal Al-Qur’an beliaupun piawai dalam bermain musik gambus. Kepercayaanya
terhadap Ibnu Bajjah dalam bermain politik semasa kepemimpinan Abu Bakr Ibrahim
ia diangkat menjadi Mentri di Saragosa. Karangannya yang terkenal adalah
an-Nafs (Jiwa) yang menguraikan tentang keadaan jiwa yang terpengaruhi oleh
filsafat Aristoles, Galenos, al-Farabi, dan Ar-Razi. Dalam usia 56 tahun Ibnu
Bajjah meninggal sebab diracuni dan hasil karyanya banyak yang dimusnahkan,
namun ajaran-ajarannya mempengaruhi para ilmuwan berikutnya di tanah Andalusia.
Ibnu Rusyd (1126-1198) lahir di
Cordova lidah barat menyebutnya Averroes yang nama lengkapnya adalah Abdul
Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Ibnu Rusyd. Ibnu Rusyd adalah seorang
ahli hukum, ilmu hisab (arithmatic), kedokteran, dan ahli filsafat terbesar
dalam sejarah Islam dimana ia sempat berguru kepada Ibnu Zuhr, Ibn Thufail, dan
Abu Ja’far Harun dari Truxillo. Pada tahun 1169 Ibn Rusyd dilantik sebagai
hakim di Sevilla, pada tahun 1171 dilantik menjadi hakim di Cordova. Karena
kepiawaiannya dalam bidang kedokteran Ibnu Rusyd diangkat menjadi dokter istana
tahun 1182.
Karya besar yang di tulis oleh Ibnu
Rusyd adalah Kitab Kuliyah fith-Thibb (Encyclopedia of Medicine) yang terdiri
dari 16 jilid, yang pernah di terjemahkan kedalam bahasa Latin pada tahun 1255
oleh seorang Yahudi bernama Bonacosa, kemudian buku ini diterjemahkan kedalam
bahasa Inggris dengan nama “General Rules of Medicine” sebuah buku wajib di
universitas-universitas di Eropa. Karya lainnya Mabadil Falsafah (pengantar
ilmu falsafah), Taslul, Kasyful Adillah, Tahafatul Tahafut, Bidayah al-Mujtahid
wa Nihayah al-Muqtashid, Tafsir Urjuza (menguraikan tentang pengobatan dan ilmu
kalam), sedangkan dalam bidang musik Ibnu Rusyd telah menulis buku yang
berjudul “De Anima Aristotles” (Commentary on the Aristotles De Animo). Ibnu
Rusyd telah berhasil menterjemahan buku-buku karya Aristoteles (384-322 SM)
sehingga beliau dijuluki sebagai asy-Syarih (comentator) berkat Ibnu Rusyd-lah
karya-karya Aristoteles dunia dapat menikmatinya. Selain itu beliaupun
mengomentari buku-buku Plato (429-347 SM), Nicolaus, Al-Farabi (874-950), dan
Ibnu Sina (980-1037).
Ibnu Rusyd seorang yang cerdas dan
berfikiran kedepan sempat dituduh sebagai orang Yahudi karena
pemikiran-pemikirannya sehingga beliau di asingkan ke Lucena dan sebagian
karyanya dimusnahkan. Doktrin Averoism mampu pengaruhi Yahudi dan Kristen, baik
barat maupun timur, seperti halnya pengaruhi Maimonides, Voltiare dan Jean
Jaques Rousseau, maka boleh dikatakan bahwa Eropah seharusnya berhutang budi
pada Ibnu Rusyd.
Ibnu Zuhr (1091-1162) atau Abumeron
dikenal pula dengan nama Avenzoar yang lahir di Seville adalah seorang ahli
fisika dan kedokteran beliau telah menulis buku “The Method of Preparing
Medicines and Diet” yang diterjemahkan kedalam bahasa Yahudi (1280) dan bahasa
Latin (1490) sebuah karya yang mampu pengaruhi Eropa dalam bidang kedokteran
setelah karya-karya Ibnu Sina Qanun fit thibb atau Canon of Medicine yang
terdiri dari delapan belas jilid.
Ibnu Arabi (1164-1240), dikenal juga sebagai Ibnu Suraqah, Ash-Shaikhul Akbar, atau Doktor Maximus yang dilahirkan di Murcia (tenggara Spanyol). Pada usia delapan tahun tepatnya tahun 1172 ia pergi ke Lisbon untuk belajar pendidikan Agama Islam yakni belajar Al-Qur’an dan hukum-hukum Islam dari Syekh Abu Bakar bin Khalaf. Setelah itu ia pergi ke Seville salah satu pusat Sufi di Spanyol, disana ia menetap selama 30 tahun untuk belajar Ilmu Hukum, Theologi Islam, Hadits, dan ilmu-ilmu tashawwuf (Sufi).
Ibnu Arabi (1164-1240), dikenal juga sebagai Ibnu Suraqah, Ash-Shaikhul Akbar, atau Doktor Maximus yang dilahirkan di Murcia (tenggara Spanyol). Pada usia delapan tahun tepatnya tahun 1172 ia pergi ke Lisbon untuk belajar pendidikan Agama Islam yakni belajar Al-Qur’an dan hukum-hukum Islam dari Syekh Abu Bakar bin Khalaf. Setelah itu ia pergi ke Seville salah satu pusat Sufi di Spanyol, disana ia menetap selama 30 tahun untuk belajar Ilmu Hukum, Theologi Islam, Hadits, dan ilmu-ilmu tashawwuf (Sufi).
Karyanya sungguh luar biasa, konon
Ibnu Arabi menulis lebih dari 500 buah buku, sekarang di perpustakaan Kerajaan
Mesir di Kairo saja masih tersimpan 150 karya Ibnu Arabi yang masih ada dan
utuh. Diantara karya-karyanya adalah Tafsir Al-Qur’an yang terdiri 29 jilid,
Muhadaratul Abrar Satu jilid, Futuhat terdiri 20 jilid, Muhadarat 5 jilid, Mawaqi’in
Nujum, at-Tadbiratul Ilahiyyah, Risalah al-khalwah, Mahiyyatul Qalb, Mishkatul
Anwar, al Futuhat al Makiyyah yakni suatu sistim tasawwuf yang terdiri dari 560
bab dan masih banyak lagi karangan-karangan hasil pemikiran Ibnu Arabi yang
mempengaruhi para sarjana dan pemikir baik di Barat maupun Timur setelah
kepergiaanya.
Ibnu Arabi dengan nama lengkapnya
Syekh Mukhyiddin Muhammad Ibnu ‘Ali adalah salah seorang sahabat dekat Ibnu
Rusyd. Ia sering berkelana untuk thalabul ‘ilmi (mencari ilmu) dan mengamalkan
ilmu yang dimilikinya seperti ke Maghribi, Cordova, Mesir, Tunisa, Fez, Maroko,
Jerussalem, Makkah, Hejaz, Allepo, Asia kecil, dan Damaskus hingga wafatnya
disana dan dimakamkan di Gunung Qasiyun.
**Hampir delapan abad lamanya Islam
berkuasa di Andalusia sejak tahun 711 M hingga berakhirnya kekuasaan Islam di
Granada pada tanggal 2 Januari 1492 M / 2 Rabiul Awwal 898 H tepatnya 512 tahun
lalu, Andalusia dalam masa kejayaan Islam telah melahirkan
cendekiawan-cendekiawan muslim yang tertulis dengan tinta emas di sepanjang
jaman. Karya mereka yang masih ada banyak diterjemahkan dalam berbagai bahasa
di penjuru dunia.
Sehingga universitas-universitas
dibangun di negeri ini ditengah ancaman musuh-musuhnya.
Itulah keunikan para ulama, cendekiawan-cendekiawan tempo dulu bukan saja menguasai satu bidang ilmu pengetahuan namun mereka menguasai berbagai ilmu pengetahuan yang disegani dan tanpa pamrih, hingga nama mereka dikenang oleh setiap insan. Kini bukti kemajuan akan peradaban Islam tempo dulu di Spanyol dapat kita lihat sisa-sisa bangunan yang penuh sejarah dari Toledo hingga Granada, dari Istana Cordova hingga Alhambra. Dan disinilah berkat kekuasaan Tuhan walaupun kekuasaan Islam di Spanyol telah jatuh kepada umat Kristen beberapa abad silam yang menjadikan Katolik sebagai agama resmi, namun karya-karya anak negeri ini mampu memberikan sumbangsih yang luar biasa bagi umat manusia hingga di abad milenium yang super canggih.
Itulah keunikan para ulama, cendekiawan-cendekiawan tempo dulu bukan saja menguasai satu bidang ilmu pengetahuan namun mereka menguasai berbagai ilmu pengetahuan yang disegani dan tanpa pamrih, hingga nama mereka dikenang oleh setiap insan. Kini bukti kemajuan akan peradaban Islam tempo dulu di Spanyol dapat kita lihat sisa-sisa bangunan yang penuh sejarah dari Toledo hingga Granada, dari Istana Cordova hingga Alhambra. Dan disinilah berkat kekuasaan Tuhan walaupun kekuasaan Islam di Spanyol telah jatuh kepada umat Kristen beberapa abad silam yang menjadikan Katolik sebagai agama resmi, namun karya-karya anak negeri ini mampu memberikan sumbangsih yang luar biasa bagi umat manusia hingga di abad milenium yang super canggih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar