BABI
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh
sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam
waktu tertentu.EKG terdiri dari tiga kata yaitu :elektro, kardio, dan gram.
Dikatakan elektro karena berkaitan dengan elektronika, kardio dari
bahasa Yunani yang berarti “jantung”, dan gram dari bahasa Yunani yang
berarti “menulis”.
Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG
merupakan rekaman aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem
eksitasi dan konduktif khusus jantung. Jantung normal memiliki impuls yang
muncul dari simpul SA kemudian dihantarkan ke simppul AV dan serabut purkinje.
Perjalanan impuls inilah yang akan direkam oleh EKG sebagai alat untuk
menganalisa kelistrikan jantung.
BAB II
ISI
A. Pengertian
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh
sebuah lektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Selain
Itu Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu
sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot jantung. EKG ini
merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang
electroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk
menentukan kodisi jantung dari pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan
perangkat elektrokardiograf.
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas
listrik jantung. Sedangkan Elektrokardiogram( EKG ) adalah suatu grafik yang
menggambarkan rekaman listrik jantung. Penggunaan EKG dipelopori oleh Einthoven
pada tahun 1903 dengan menggunakan Galvanometer. Galvanometer senar ini adalah
suatu instrumen yang sangat peka sekali yang dapat mencatat perbedaan kecil
dari tegangan ( milivolt ) jantung (Sundana, 2008).
B. Fungsi
Elektrokardiogram ( EKG )
Hal-hal
yang dapat diketahui dari pemeriksaan EKG adalah :
1.
Denyut
dan irama jantung
- Posisi jantung di dalam rongga dada.
- Penebalan otot jantung (hipertrofi).
- Kerusakan bagian jantung.
- Gangguan aliran darah di dalam jantung.
- Pola aktifitas listrik jantung yang dapat menyebabkan gangguan irama jantung
7. Gangguan
Aritmia or dysritmia (aritmia = dysritmia)
8. Jantung ischemia
9. Myocardiac
Infarction
10.
Hypertrophy
Otot jantung ( untuk otot ventrikel), Dilatasi otot jantung (untuk otot atrium
11. Gangguan keseimbangan elektrolit
12. Efek
obat-obatan
13. Fungsi
pacu jantung
14.
dan lain-lain
C.
Indikasi Pemasangan EKG
Menurut
Skill Lab. Sistem Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar, 2009 :
1.
Pasien dengan kelainan irama jantung
2.
Pasien dengan kelainan miokard
seperti infark
3.
Pasien dengan pengaruh obat-obat
jantung terutama digitalis
4.
Pasien dengan gangguan elektrolit
5.
Pasien perikarditis
6.
Pasien dengan pembesaran jantung
7.
Pasien dengan kelainanPenyakit
inflamasi pada jantung.
8.
Pasien di ruang ICU
D. Teknik
monitoring EKG
Saat ini 4
macam teknik monitoring EKG yang sering digunakan yaitu :
1.
Teknik monitoring standar ekstremitas (metoda Einthoven) atau standard
limb leads Dalam menggunakan teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring EKG
yakni :
a)
Lead I dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm)
elektroda positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif.
Sudut orientasi 0º
b)
Lead II dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg)
elektroda positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif.
Sudut orientasi 60º
c)
Lead III dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg)
elektroda positif dan lengan kiri (LA- left arm) elektroda negatif.
Sudut orientasi 120º
2.
Teknik monitoring tambahan atau augmented limb leads Dalam
menggunakan teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni :
a)
aVL dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda
positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut
orientasi -30º
b)
aVR dibentuk dengan membuat lengan kanan (RA- right arm)
elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif.
Sudut orientasi -150º
c)
aVF dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda
positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut
orientasi +90º monitoring EKG prekordial/ dada atau standard
chest leads monitoring EKG
E.Sistem
Konduksi (listrik jantung) dalam EKG
1. SA Node ( Sino-Atrial Node )
Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior
(VCS). Sel-sel dalam SA Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur
mengeluarkan impuls (rangsangan listrik) dengan frekuensi 60 - 100 kali
permenit kemudian menjalar ke atrium, sehingga menyebabkan seluruh atrium
terangsang.
2. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas
katup trikuspid. Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan
frekuensi lebih rendah dan pada SA Node yaitu : 40 - 60 kali permenit. Oleh
karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node
yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan
dikeluarkan oleh AV Node.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
1. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
2. Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch )
Setelah melewati kedua cabang ini,
impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut
purkinye.
4. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel
ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat
sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace
maker (impuls) yang secara otomatis engeluarkan impuls dengan frekuensi 20 - 40
kali permenit.
F. Macam dan Makna Gelombang EKG
1. Bentuk Gelombang.
Dalam satu gelombang EKG ada
yang disebut titik, interval dan segmen. Titik terdiri dari titik P, Q, R, S, T
dan U (kadang sebagian referensi tidak menampilkan titik U) sedangkan Interval
terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT interval dan Segmen terdiri dari
PR segmen, dan ST segmen. Elektrokardiogram
tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah gelombang T.
Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni
gelombang Q, gelombang R dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sinyal
EKG terdiri atas :
1. Gelombang P, terjadi akibat
kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif kecil karena otot atrium
yang relatif tipis.
2. Gelombang QRS, terjadi akibat
kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga gelombang QRS cukup tinggi.
Gelombang Q merupakan depleksi pertama kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas
adalah gelombang R. Depleksi ke bawah setelah gelombang R disebut gelombang S.
3. Gelombang T, terjadi akibat
kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik istirahat (repolarisasi)
2.
Pembentukan Gelombang
Ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium, terjadi
depolarisasi dan repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai
gelombang P defleksi positif, terkecuali di aVR yang menjauhi arah aVR sehingga
defleksinya negatif. Setelah dari atrium, listrik menjalar ke nodus AV, berkas
His, LBB dan RBB, serta serabut purkinje. Selanjutnya, terjadi depolarisasi di
kedua ventrikel dan terbentuk gelombang QRS defleksi positif, kecuali di aVR.
Setelah terjadi depolarisasi di kedua ventrikel, ventrikel kemudian mengalami
repolarisasi. Repolarisasi di kedua ventrikel menghasilkan gelombang T defleksi
positif di semua sadapan, kecuali di aVR. (F. Sangadji)
Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P ,
sebuah “ kompleks QRS “ , dan sebuah gelombang T. kompleks QRS sebenarnya tiga
gelombang tersendiri, gelombang Q, gelombang R, gelombang S, ke semuanya di
sebabkan oleh lewatnya impuls jantung melalui ventrikel ini. Dalam
elektrokardigram yang normal, gelombang Q, dan S sering sangat menonjol dari
pada gelombang R dan kadang kadang benar benar absen , tetapi walau
bagaimanapun gelombang ini masih di kenal sebagai kompleks QRS atau hanya
gelombang QRS.
Gelombang P di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan
sewaktu atrium mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi , dan kompleks QRS
di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan ketika ventrikel mengalami
depolarisasi sebelum berkontraksi. Oleh karna itu, gelombang P dan komponen
komponen kompleks QRS adalah gelombang depolarisasi. Gelombang T di sebabkan
oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari keadaan
depolarisasi.
3. Durasi atau Interval Gelombang
a. Interval P-Q atau Interval P-R
Lama
waktu antara permulaan gelombang P dan permulaan gelombang QRS adalah interval
waktu antara permulaan kontraksi ventrikel. Periode ini disebut sebagai
interval P-Q. Interval P-Q normal adalah kira-kira 0,16 detik. Kadang-kadang
interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q sering tidak
ada.
b. Interval Q-T
Kontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan gelombang Q
sampai akhir gelombang T. Interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab
gelombang Q sering tidak ada. Sinyal EKG ini memiliki sifat- sifat khas yang
lain yaitu: Amplitudo rendah (sekitar 10μV – 10mV) dan frekuensi rendah
(sekitar 0,05 – 100Hz).
4. Nilai-nilai EKG Normal
1. Gelombang P yaitu depolarisasi atrium.
1. Gelombang P yaitu depolarisasi atrium.
- Nilai-normal ; lebar <>
- Tinggi <0,25>
- Bentuk + ( ) di lead I, II, aVF, V2 - V6
- - ( ) di lead aVR
- + atau - atau + bifasik ( ) di lead III, aVL, V1
Kompleks
QRS yaitu depolarisasi dan ventrikel,
diukur dari permulaan gelombang QRS sampai akhir gelombang QRS Lebar 0,04 -
0,10 detik.
a. Gelombang Q yaitu defleksi pertama yang ke bawah (-) lebar 0,03 detik, dalam <1/3>
b. Gelombang R yaitu defleksi pertama yang keatas
(+)
1. Tinggi ; tergantung lead.
2. Pada lead I, II, aVF, V5 dan V6 gel. R lebih tinggi
(besar
3. Gel. r kecil di V1 dan semakin tinggi (besar) di V2 - V6.
c. Gelombang S yaitu defleksi pertama setelah gel.
R yang ke bawah (-).
Gel. S lebih besar pada VI - V3 dan semakin kecil di V4 - V6.
Gel. S lebih besar pada VI - V3 dan semakin kecil di V4 - V6.
d.
Gelombang T yaitu repolarisasi dan ventrikel
1. (+) di lead I, II, aVF, V2 - V6.
2. (-) di lead aVR.\
3. (±) / bifasik di lead III, aVL, V1 (dominan (+) /
positif)
4.
Gelombang U ; biasanya terjadi setelah gel. T (asal usulnya tidak diketahui)
dan dalam keadaan normal tidak terlihat
G. Sadapan EKG
Fungsi sadapan EKG adalah untuk
menghasilkan sudut pandang yang jelas terhadap jantung. Menurut Sundana, 2008,
Sadapan mesin EKG terbagi menjadi dua:
- Sadapan bipolar(I,II,III)
Sadapan ini dinamakan bipolar karena
merekam perbedaan potensial dari 2 elektrode. Sadapan ini memandang jantung
secara arah vertikal (atas ke bawah dan kesamping)
Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan
dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari jantung melalui empat kabel
elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan kaki. Masing-masing LA(left
arm), RA (right arm), LF(left foot), dan RF(right
foot). Dari empat electrode ini akan dihasilkan beberapa sudut atau sadapan
sebagai berikut:
- Sadapan I. Sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial listrik antara RA yang dibuat bermuatan (-) dan LA yang dibuat bermuatan (+) sehingga arah listrik jantung bergerak ke sudut 0o(sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian bagian lateral jantung dapat dilihat oleh sadapan I
- Sadapan II. Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat bermuatan (-) dan LF yang dibuat bermuatan (+)sehingga arah listrik bergerak sebesar +60o(sudutnya ke arah inferior) Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat dari sadapan II
- Sadapan III. Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan(-) dan RF yang bermuatan (+) sehingga listrik bergerak sebesar sudut +120o(sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan III.
|
|
|
|
Gambar 1. Sadapan Bipolar
2. Sadapan Unipolar
a) Unipolar Ekstremitas
Sadapan unipolar ekstremitas merekam
besar potensial listrik pada satu ekstremitas. Gabungan electrode pada
ekstremitas lain membentuk electrode indifferent(potensial 0). Sadapan
ini diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan menggunakan kabel seperti yang
digunakan pada sadapan bipolar. Vector dari sadapan unipolar akan menghasilkan
sudut pandang terhadap jantung dalam arah vertical.
- Sadapan aVL. Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang dibuat bermuatan (+) dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga listrik bergerak kearah -30o(sudutnya kearah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL.
- Sadapan aVF. Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang dibuat bermuatan (+) dengan RA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik bergerak kearah +90o (tepat kearah inferior). Dengan demikian bagian inferior jantung selain sadapan II dan III dapat juga dilihat oleh sadapan aVF
- Sadapan aVR. Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang dibuat bermuatan (+) dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah berlawanan dengan arah listrik jantung -150o (arah kanan ekstrem).
Sadapan bipolar dan unipolar
ekstremitas belum cukup sempurna untuk mengamati adanya kelainan di
seluruh jantung. Sehingga akan dilengkapi dengan unipolar prekordial.
|
|
|
Gambar 2. unipolar ekstremitas
b) Unipolar prekordial
Sadapan unipolar prekordial merekam
besar potensi listrik dengan electrode eksplorasi diletakkan pada dinding dada.
Elektrode indifferent (potensial 0) diperoleh dari penggabungan ketiga
elektrode ekstremitas. Sadapan ini memandang jantung secara horizontal (jantung
bagian anterior, septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan).
Untuk unipolar prekordial, sudut
pandang jantung dapat diperluas ke daerah posterior dan ventrikel kanan. Untuk
posterior dapat ditambahkan V7, V8, dan V9, sedangkan untuk ventrikel kanan
dapat dilengkapi dengan V1R, V2R, V3R, V4R, V5R, V6R, V7R, V8R, V9R.
Penempatan dilakukan berdasarkan
urutan kbel-kabel yang terdapat pada mesin EKG yang dimulai dari nomor V1-V6.
Sekalipun mesin hanya menyediakan 6 elektrode prekordial, namun untuk
penambahan bagian-bagian pada V7-V9 dan V1R-V9R dapat digunakan elektrode
prekordial manapun sesuai keinginan, hanya nomor-nomornya diubah secara manual
pada kertas hasil rekaman dengan menggunakan bolpoin/tinta. Penentuan letak
disesuaikan pada urutan sebagai berikut.
Penempatan elektroda
|
|
Daerah kiri
|
|
V1: Ruang intercostal IV garis
sternal kanan
V2: Ruang intercostal IV garis
sternal kiri
V3: Pertengahan antara V2 dan V3
V4: Ruang interkostal V
midclavikula kiri
V5: Sejajar V4 garis aksila depan
V6: Sejajar V4 garis mid aksila
kiri
|
|
Bagian posterior
|
|
V7: Ruang interkostal V garis
aksila posterior kiri
V8: Ruang interkostal V garis
skapula posterior kiri
V9: Ruang interkostal V samping
kiri tulang belakang
|
|
Daerah kanan
|
|
V1R diletakkan seperti V1
V2R diletakkan seperti V2.
V3R: Antara V1-V4R
V4R:Ruang interkostal ke-5 garis
midklavikula kanan
V5R:Ruang interkostal ke-5 antara
V4R-V5R
V6R: ICS ke-5 garis mid aksila
kanan
|
Sebelum manambah bagian posterior
(V7-V9) semua sadapan prekordial dari V1-V6 dilepas terlebih dulu dari dinding
dada. Selanjutnya, untuk sadapan V7-V9 dapat digunakan sadapan prekordial mana
pun (elektrode prekordial V1-V3 atau V3-V6 sesuai keinginan).
Letak
jantung di lihat dari sadapan
Menurut Sundana, 2008
Daerah jantung
|
Sadapan
|
Inferior
|
II, III, dan aVF
|
Anterior
|
V3, V4
|
Septal
|
V1, V2
|
Lateral
|
I, aVL, V5, dan V6
|
Posterior
|
V1-V4 resiprokal
|
Ventrikel kanan
|
V3R-V6R
|
H. Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan
Pemasangan Ekg & Letak Sandapan
1. Persiapan alat-alat EKG
a. Mesin EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel, sebagai berikut :
b. Satu kabel untuk listrik (power)
c. Satu kabel untuk bumi (ground)
d. Satu kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang dan diberi tanda dan warna.
e. Plat elektrode yaitu
f. 4 buah elektrode extremitas dan manset
g. 6 Buah elektrode dada dengan balon penghisap.
h. Jelly elektrode / kapas alkohol
i. Kertas EKG (telah siap pada alat EKG)
j. Kertas tissue
2. Persiapan
Pasien
a. Pasieng diberitahu tentang tujuan perekaman EKG
b. Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama perekaman.
a. Pasieng diberitahu tentang tujuan perekaman EKG
b. Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama perekaman.
3. Cara Menempatkan Elektrode
Sebelum pemasangan elektrode, bersihkan kulit pasien di
sekitar pemasangan manset, beri jelly kemudian hubungkan kabel elektrode dengan
pasien.
1. Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan telapak tangan.
2. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam.
3. Posisi pada pengelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang sampai ke bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
Merah kananØ(RA / R) lengan
Kuning (LA/ L) lengan kiriØ
Hijau (LF / F ) tungkai kiriØ
(RF / N) tungkai kanan (sebagai ground)ØHitam
Hasil pemasangan tersebut terjadilah 2 sandapan (lead)
1. Sandapan bipolar (sandapan standar) dan ditandai dengan angka romawi I, II, III.
2. Sandapan Unipolar Extremitas (Augmented axtremity lead) yang ditandai dengan simbol aVR, aVL, aVF.
3. Pemasangan elektroda dada (Sandapan Unipolar Prekordial), ini ditandai dengan huruf V dan disertai angka di belakangnya yang menunjukkan lokasi diatas prekordium, harus dipasang pada :
VI : sela iga ke 4 garis sternal kanan
V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri
V3 : terletak diantara V2 dan V4
V4 : ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri
V5 ; garis aksilla depan sejajar dengan V4
V6 ; garis aksila tengah sejajar dengan V4
Sandapan tambahan
V7 : garis aksila belakang sejajar dengan V4
V8 : garis skapula belakang sejajar dengan V4
V9 : batas kin dan kolumna vetebra sejajar dengan V4
V3R - V9R posisinya sama dengan V3 - V9, tetapi pada sebelah kanan. Jadi pada umumnya pada sebuah EKG dibuat 12 sandapan (lead) yaitu
I II III aVR aVL aVF
VI V2 V3 V4 V5 V6
1. Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan telapak tangan.
2. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam.
3. Posisi pada pengelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang sampai ke bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
Merah kananØ(RA / R) lengan
Kuning (LA/ L) lengan kiriØ
Hijau (LF / F ) tungkai kiriØ
(RF / N) tungkai kanan (sebagai ground)ØHitam
Hasil pemasangan tersebut terjadilah 2 sandapan (lead)
1. Sandapan bipolar (sandapan standar) dan ditandai dengan angka romawi I, II, III.
2. Sandapan Unipolar Extremitas (Augmented axtremity lead) yang ditandai dengan simbol aVR, aVL, aVF.
3. Pemasangan elektroda dada (Sandapan Unipolar Prekordial), ini ditandai dengan huruf V dan disertai angka di belakangnya yang menunjukkan lokasi diatas prekordium, harus dipasang pada :
VI : sela iga ke 4 garis sternal kanan
V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri
V3 : terletak diantara V2 dan V4
V4 : ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri
V5 ; garis aksilla depan sejajar dengan V4
V6 ; garis aksila tengah sejajar dengan V4
Sandapan tambahan
V7 : garis aksila belakang sejajar dengan V4
V8 : garis skapula belakang sejajar dengan V4
V9 : batas kin dan kolumna vetebra sejajar dengan V4
V3R - V9R posisinya sama dengan V3 - V9, tetapi pada sebelah kanan. Jadi pada umumnya pada sebuah EKG dibuat 12 sandapan (lead) yaitu
I II III aVR aVL aVF
VI V2 V3 V4 V5 V6
Sandapan yang lain dibuat bila
perlu.
Lokasi permukaan otot jantung dapat dilihat pada EKG, seperti :
1. Anterior : V2, V3, V4
2. Septal : aVR, V1, V2
3. Lateral : I, aVL, V5, V6
4. Inferior : II, III, aVF
Aksis terletak antara : - 30 sampai + 110 (deviasi aksis normal)
Lebih dari – 30 : LAD (deviasi aksis kiri)
Lebih dari dari + 110 : RAD (deviadi aksis kanan)
Cara Merekam EKG
1. Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.
2. Periksa kembali standarisasi EKG antara lain
Lokasi permukaan otot jantung dapat dilihat pada EKG, seperti :
1. Anterior : V2, V3, V4
2. Septal : aVR, V1, V2
3. Lateral : I, aVL, V5, V6
4. Inferior : II, III, aVF
Aksis terletak antara : - 30 sampai + 110 (deviasi aksis normal)
Lebih dari – 30 : LAD (deviasi aksis kiri)
Lebih dari dari + 110 : RAD (deviadi aksis kanan)
Cara Merekam EKG
1. Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.
2. Periksa kembali standarisasi EKG antara lain
a. Kalibrasi 1 mv (10 mm)
b. Kecepatan 25 mm/detik
Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas bergerak, tombol kalibrasi ditekan
2 -3 kali berturut-turut dan periksa apakah 10 mm
b. Kecepatan 25 mm/detik
Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas bergerak, tombol kalibrasi ditekan
2 -3 kali berturut-turut dan periksa apakah 10 mm
3. Dengan memindahkan lead selector
kemudian dibuat pencatatan EKG secara berturut-turut yaitu sandapan (lead) I,
II, III, aVR,aVL,aVF,VI, V2, V3, V4, V5, V6. Setelah pencatatan, tutup kembali
dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3 kali, setelah itu matikan mesin
EKG
4. Rapikan pasien dan alat-alat.
4. Rapikan pasien dan alat-alat.
a. Catat di pinggir kiri atas kertas
EKG
b. Nama pasien
c. Umur
d. Tanggal/Jam
e. Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah
b. Nama pasien
c. Umur
d. Tanggal/Jam
e. Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah
5. Dibawah tiap lead, diberi tanda
lead berapa, perhatian
Perhatian !
1. Sebelum bekerja periksa dahulu
tegangan alat EKG.
2. Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan.
3. Perekaman setiap sandapan (lead) dilakukan masing - masing 2 - 4 kompleks
4. Kalibrasi dapat dipakai gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar terlalu kecil.
5. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti ; jam tangan, tremor, bergerak, batuk dan lain-lain.
6. Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien.
2. Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan.
3. Perekaman setiap sandapan (lead) dilakukan masing - masing 2 - 4 kompleks
4. Kalibrasi dapat dipakai gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar terlalu kecil.
5. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti ; jam tangan, tremor, bergerak, batuk dan lain-lain.
6. Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien.
BAB III
PENUTUP
Elektrokardiogram atau yang biasa
kita sebut dengan EKG merupakan rekaman aktifitas kelistrikan jantung yang
ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus.
Beberapa tujuan dari penggunaan EKG
adalah :
1. Untuk mengetahui adanya
kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran
jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.
Elektrokardiogram tediri atas sebuah
gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks
QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang
R dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sandapan pada EKG ada 2 yaitu
sandapan bipolar dan unipolar. Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari
gaya-gaya listrik yang diteruskan dari jantung melalui empat kabel elektrode
yang diletakkan di kedua tangan dan kaki.sedangkan, sandapan unipolar Sadapan
ini memandang jantung secara horizontal (jantung bagian anterior, septal,
lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan).
izin download
BalasHapuscantik enerjik informatif tq infonya
BalasHapus