ANALGESIA
DAN ANESTESIA DALAM OBSTETRIAnalgesia dan Anestesia dalam obstetri
Anestesi berasal
dari bahasa yunani yaitu “Tidak,tanpa” dan aestheos yaitu “persepsi”. Kemampuan
untuk merasa. Secara umum artinya suatu tindakan menghilangkan rasa sakit
ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa
sakit pada tubuh.Istilah anestesi pertama kali digunakan oleh Oliver Wendel
Holmes Sr pada tahun 1846.
PERSALINAN
Kebanyakan ibu
mengalami tingkat nyeri persalinan sedang sampai berat.Nyeri persalinan
meliputi komponen viseral dan somatik.Pada persalinan kala satu,Nyeri Viseral
yang timbul adalah kontraksi dari uterus dan dilatasi serviks.Rasa nyeri di
transmisikan melalui aferen serabut saraf viseral. Pada persalinan kala
dua,turunnya janin mengakibat kan peregangan pelvis,vagina,dan periniun,yang
mengakibatkan nyeri somatik.
Pada keadaan
tertentu,bagi ibu yang tidak tahan dan meminta pertolongan untuk dihilangkan
nyeri persalinan.Nyeri persalinan dapat dikurangi dengan beberapa metode baik
nonfarmakologik maupun farmakologik. Metode farmakologik yang paling
fleksibel,efektif,dan paling sedikit mendepresi susunan saraf pusat adalah
analgesia spinal,epidural,dan kombinasi spinal epidural.
Analgesia
Sistemik
Opioid
Opioid sistemik
bisa menghilangkan nyeri persalinan.Dosis besar diperlukan untuk analgesia
selama proses persalinan aktif,tapi dosis besar akan menghasilkan sedasi
maternal yang berlebihan dan meningkatkan resiko depresi nafas bayi baru
lahir.Efek samping lainnnya adalah mual , muntah,mengigil, penurunan motilitas
gastrointestinal,hipotensi dan menurunnya refleks jalan nafas.
Petidin adalah
analgesia paling populer di masa lalu.Dosis yang biasa di berikan adalah 25-50
mgi.v.Setiap 1-2jam atau 50-100 mg i.m. Setiap 2-4jam.beberapa
dokter
menyaiapkan petidin dosis kecil i.v. Bolus dengan pemberian yang di kontrol
oleh pasien(PCA= Patient controlled
analgesia).
Analgesia
Inhalasi
Inhalasi
intermiten 40-50% O
bisa menyebabkan analgesia ringan meskipun jarang diberikan pada saat persalinan
kala satu. Alat resusitasi harus tersedia selama menggunakannnya.Analgesia
inhalasi adalah yang paling aman ketika diberikan oleh dokter spesialis
anestesiologi yang menanganinya dengan monitor yang memadai diruang persalinan
yang lengkap.Tujuan utamanya adalah analgesia bukan anastesia.
Analgesia Epidural
Analgesia lumbar
epidural telah dipakai secara meluas untuk blok regional penghilang nyeri saat
persalinan,dan menimbulkan analgesia yang memuaskan tanpa sedasi.Dengan memakai
jarum rpidural no 16 atau 18 G melawati ligamentum flavum keruang
epidural,biasanya pada L2-3,L3-4 atau L4-5. Pemberian cairan anestetik lokal
yang tidak pekat meminimalkan blok motorik dan membuat ibu hamil tetap
merasakan dorongan di panggul saat janin mulai turun.
Indikasi dan
Kontraindikasi
Indikasi utama
analgesia epidural adalah keinginan ibu untuk dihilangkan nyerinya.Indikasi
medik analgesia epidural selama proses persalinan adalah antisipasi intubasi
sulit,riwayat hipertermi malikna,penyakit-penyakit kardiovaskular dan
pernafasan,pencegahan atau pengobatan hiperrefleksia otonom dalam persalinan
karena lesi medulla spinalis tinggi.Analgesia spinal atau epidural atau
kombinasi spinal-epidural adalah tekhnik analgesia atau anastesia yang lebih di
pilih untuk kebanyakan kasus preeklamsia dengan alasan sebagai berikut:
1. Bisa
memberikan analgesia yang lebih baik dari pada tekhnik yang lainnya
2. Mengurangi
konsentarasi katekolamin,mengendalikan tekanann darah ibu hamil dan pada
beberapa kasus meningkatkan perkusi uteroplacenta
3. Dokter
spesialis anestesiologi dapat menghindari penggunaan laringoskopi dan
intubasi,yang bisa mengakibatkan timbulnya hipertensi berat
Kontraindikasi
Analgesia spinal atau epidural adalah:
1. Pasien
menolak atau tidak bisa bekerja sama
2. Naiknya
tekanan intrakranial akibat tumor otak
3. Infeksi
ditempat tusukkan jarum
4. Koagulopati
5. Hipovolomia
maternal yang belum terkoreksi
6. Tidak
ada yang terlatih atau berpengalaman dalam tekhnik ini
PERSALINAN
PERVAGINAM
Metode regional
yang digunkan untuk analgesia selama proses persalinan bisa digunakan untuk
anastesia saat persalinan.Pasien tetap sadar dan siaga,dan pada kebanyakan
kasus pasien bisa aktif berpartisipasi dalam proses persalinan.
Blok Pudendal
Dokter kebidanan
sering melakukan blok saraf pudendal dan memberikan anastesia yang memuaskan
pada kelahiran spontan pervaginam.Kerugian blok ini adalah tingkat kegagalan
yang tinggi.
PERSALINAN
DENGAN SEKSIO SESAREA
Kebanyakan
seksio sesarea dilakukan dengan anastesia spinal atau epidural.Seksio sasarea
dilakukan dengan indikasi djj yang tidak normal.Derajat gawat janin nya harus
dipertimbangkan dalam mementukan jenis anastesia yang akan diberikan.Seksio
sesarea yang dilakukan karena nonreassiring
FHR tidak perlu menghindari penggunaan anatesia .
Anastesia Epidural
Level sensorik pada
paling tidak T-4 dilakukan untuk menimalkan rasa yang sangat tidak nyaman
selama operasi.
Anastesia Spinal
Keuntungan anastesia
spinal untuk seksio sesarea adalah mudah,blok yang mantap dan kinerja cepat.
Anastesia umum
Anastesia umum
endotrakeal menjadi pilihan.Untuk mengurangi resiko aspirasi,berikan antasida
non partikel(natrium sitrat) dan lakukan rapidsequence
induction.
Anastesi Infiltrasi
Lokal
Dalam keadaan gawat
darurat yang ekstrim,seksio sesarea bisa dilakukan dengan menggunkaan anastesia
infiltrasi lokal bila tidak ada dokter spesialis anastesiologi.
Usaha Usaha untuk
mengurangkan sakit pada wanita yang bersalin dapat dibagi ke dalam 2 golongan:
1. Usaha
mengurangkan nyeri dalam kala I dan permulaan kala II yang di sebut analgesia.
Pada masa ini tidak usah dalam,tetapi harus mencakup waktu yang lama sekali
ialah kadang kadang sampai 18 jam
2. Usaha
mengurangkan nyei menjelang bayi lahir di sebut anesthesia. Usaha mengurangkan
nyeri harus lebih intensif,tetapi hanya perlu selama waktu yang terbatas
sekali.
Semua
obat yang dipergunakan untuk mengurangkan nyeri waktu persalinan harus memenuhi
syarat syarat sebagai berikut:
1. Tidak
membahayakan ibu
2. Tidak
membahayakan anak
3. Tidak
mempengaruhi his,Kalau obat anasthesia mempengaruhi his,maka tentu mempengaruhi
kemajuan persalinan
Saat kita mulai
memberikan analgesia harus tepa.Kalau terlalu cepat kita mulai memberikan
analgesi,maka dapat menimbulkan partus lama. Biasanya anlgesia harus di berikan
kalau ternyata bahwa pendataran dan pembukaan cervic lancar:
Pada seorang primigravida biasanya harus
di mulai pada pembukaan 3cm, dan pada
multi para pembukaan 4cm.
Obat obat yang diberikan untuk analgesia obstetri
ialah:
1.
Inhalasi chloroform
atau aethet(analgesia a la reiner)
2.
Morphine
Diberikan 10mg,subcutan dan diulang tiap
4 jam.
Bahanya ialah:
a. Mengurangi
his
b. Jika
diberikan dalam 4 jam sebelum bayi lahir dapat menimbulkan
asphyxia
3.
Demoral
Obat
suntik dan khasiatnya menyerupai morphine karena menimbulkan analgesia,maupun
menyerupai atropin karena anti spasmodik. Selain mengurangi nyeri,juga dapat
menimbulkan relaksasi dari cervix sehingga mempercepat pembukaan.biasanya
diberikan 100mg,intramuscular dapat di ulang tiap 4jam.
4.
Barbiturat
Paling sering digunakan ialah
Nembutal,pentobarbital sodium dan Seconal sodium.Khasiat ketiga obat tersebut
hampir sama tetapi amytal sodium khasiat nya lebih lama.
5.
Scopolamin
Hanya
mengurangi ingatan,menimbulkan amnesia dan tidak meninggikan ambang nyeri.
Wanita yang di berikan scopalamin dapat menjerit,mengerutkan mukanya,pendeknya
memperlihatkan bahwa ia merasa nyeri,tetapi jika ia terbangun ia tidak ingat
sama sekali dan berkata sama sekali tidak menderita.Keuntungan ialah bahwa
Scopolomin mengurangi depresi pernafasan yang di sebabkan oleh morphine atau
barbiturat, maka scopolamin diberikan bersamaan dengan morphine,demoral atau
barbiturat
6.
Kombinasi antara salah
satu obat ada 2 dengan scopolamin
7.
Paracervical block.
Obat yang
diberikan untuk anesthesia ialah:
1.
Obat menghilangkan
kesadaran:inhalasi anesthesia(chlorofom,aether cvlopropan) atau anesthesia yang diberikan
intavenosa seperti pentothal.
2.
Obat dan cara yang
tidak mengurangkan kesadaran ialah: anesthesia spinal atau anesthesia
infiltrasi.
Kebutuhan
dan cara pemberian (melalui mulut,I.M atau I.V) analgesia suplemen tergantung
pada keadaan emosional ibu,prosedur yang dilakukan,berapa lamanya untuk
pelaksanaan prosedur, dan keterampilan staf pelayanan kesehtan.
Tabel: Pilihan pemberian analgesia dan anasthesia
gastrointestinal,hipotensi dan menurunnya refleks jalan nafas.
asphyxia
PROSEDUR
|
PILIHAN
ANALGESIA/ANESTHESIA
|
Inpartu
dan kelahian
|
1.
Dukunga
terhadap persalinan secara umum
2.
Petidin
dan prometazim
|
Episiotomi
|
1.
Anestesi
lokal
2.
Blok
pudendal
|
Perlukaan
serviks(luas)
|
1.
Petidin
dan diazepam
2.
Ketamin
|
Robekan
perinium derajat 1 dan 2
|
1.
Anestesia
lokal
2.
Blok
pudendal
|
Robekan
perinium derajat 3 dan 4 (bidan tidak boleh)
|
1.
Blok
pudendal
2.
Ketamin
3.
Anestesia
lokal dibantu dengan petidin dan diazepam
|
Plasenta
Manual
|
1.
Petidin
dan diazepam
2.
Ketamin
|
Persalinan
sungsang
|
1.
Dukungan
terhadap persalinan secara umum
2.
Blok
pudendal
|
Seksio
sesarea
|
1.
Anesthesia
loka
2.
Anesthesia
spinal
3.
Ketamin
4.
Anesthesia
umum
|
Kolpotomi/kuldosentesis
|
1.
Anesthesia
Lokal
|
Kranoitomi/kraniosentesis
|
1.
Dukungan
dan dorongan emosional
2.
Diazepam
3.
Blok
pudendal
|
Dilatasi
dan kuretase
|
1.
Petidin
2.
Blok
parasevikal
|
Ekstraksi
cunam(tindakan forsepsi)
|
1.
Dukngan
dan dorongan emosional
2.
Blok
pudendal
|
Laparotomi
|
1.
Anesthesia
umum
2.
Anesthesia
spinal
|
Inversio
uteri(koreksi/perbaikan)
|
1.
Petidin
dan diazepam
2.
Anesthesia
umum
|
Ekstraksi
vakum
|
1.
Dukungan
dan dorongan emosional
2.
Blok
pudendal
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar