BAB II
ISI
2.1 Definisi
Masa nifas (puerperium ) adalah masa setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil.masa nifas atau puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya
plasenta sampai denagan 6 minggu ( 42 hari ) setelah itu.dalam bahasa latin waktu
mulai tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerperium yaitu dari kata
puer yang artinya bayi dan parous melahirkan.Jadi puerperium bearti masa
setelah melahirkan bayi atau masa pulih kembali,mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil.
2.2 Tahapan Masa Nifas
Beberapa
tahapan pada masa nifas adalah sebagai berikut.
1. Puerperium
dini
Yaitu
kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan, serta menjalankan
aktivitas layaknya wanita normal lainnya.
2. Puerperium
intermediate
Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
3. Puerperium
remote
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama pabaila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.
2.3 Pengertian involusi dan subinvolusi
Setelah
plasenta lahir pada uterus terjadi proses involusi.Proses involusi adalah
proses ini dimulai segera setelah
plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus .pada tahap ketiga
persalinan uterus berada digaris tengah ,kira-kira 2 cm di bawah umbilicus
denga bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis.
Peningkatan
kadar estrogen dan progesterone bertanggungjawab untuk pertumbuhan uterus
selama hamil.pertumbuhan uterus prenatal bergantung pada hyperplasia
,peningkatan jumlah sel-sel otot dan hipertrofi sel-sel yang telah ada.pada
masa postpartum penurunan kadar hormon-hormon ini menyebabkan terjadinya
autolysis,perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan.Sel-sel
tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap.
Subinvolusi
adalah kegagalan uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil.terjadi ketika
kontraksi uterus berhenti ,proses involusi mungkin di hambat oleh retensi sisa
plasenta ,miomata atau infeksi.Retensi sisa plasenta atau membrane janin adalah
penyebab yang palaing sering terjadi.
Subinvolusi
dapat didiagnosis selam pemeriksaan pascapartum atau saat wanita menelpon untuk
menyampaikan keluhan peningkatan pendarahan atau perdarahan persisten.Riwayat
biasanya meliputi periode lokia lebih lama dari periode normal,diikuti dengan
leukorea dan perdarahan banyak tidak
teratur.Pemeriksaan panggul akan menunjukan uterus lunak yang lebih besar dari
ukuran normal sesuai minggu pascapartum saat wanita diperiksa.
Subinvolusi
awal pada masa puerperium menunjukan uterus lunak,tidak bergerak,tidak
berkurang ukurannya dan tinggi fundus tidak berubah,bukan menurun.Lokia banyak
dan berwarna merah terang sampai coklat kemerahan..koltur lokia harus diambil
untuk menyingkirkan adanya endometritis .Pada kunjungan minggu ke 4 hingga
minggu ke 6 pascapartum,tidak perlu dipertimbangakan adanya infeksi kecuali
terdapat nyeri tekan atau nyeri pada
adneksa atau saat pergerakkan uterus.
Subinvolusi
diterapi dengan ergonovin (ergotrate) atau metilergonovin (methergine ), 0,2 mg
per oral setiap 4 jam selama 3 hari; ibu dievaluasi kembali dalam dua minggu
.jika wanita juga menderita endometritis , bidan menambahkan resep antibiotic
spertrum-luas.
Proses
involusi uterus adalah sebagai berikut.
1)
Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus
menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relative anemia
dan menyebab serat otot atrofi.
2)
Autolisis
Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri
yang trjadi di dalam otot uterus.Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan
otot yang telah sempat mengendur hingga panjangnya 10 kali dari semula dan
lebar lima kali dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai
perusak secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan.Hal ini disebabkan
karena penurunan hormone estrogen dan progesterone.
3)
Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan
retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan
berkurangnya suplai darah keuterus.Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi
plasenta serta mengurangi perdarahan.Penurunan ukuran uterus yang cepat itu
dicerminkan oleh perubahan lokasi uterus ketika turun keluar dari abdomen dan
kembali menjadi organ pelvis.
Perubahan
uterus ini berhubungan erat dengan perubahan-perubahan pada miometrium.Pada
miometrium terjadi perubahan-perubahan yang bersifat proteolisis dan hasil dari proses ini dialiri melalui
pembuluh getah bening.
Involusi uterus
Involusi
|
Tinggi Fundus Uteri
|
Berat
Uterus
(gr)
|
Diameter
Bekas
Melekat
Plasenta
(cm)
|
Keadaan
Serviks
|
Bayi Lahir
|
Setinggi pusat
|
1000
|
|
|
Plasenta Lahir
|
2 jari di bawah pusat
|
750
|
12,5
|
lembek
|
Satu Minggu
|
Pertengahan
pusat-simfisis
|
500
|
7,5
|
Beberapa hari setelah
postpartum dapat di lalui 2 jari
Akhir minggu pertama
dapat dimasuki 1 jari
|
Dua Minggu
|
Tak terabba diatas
simfis
|
350
|
3-4
|
|
Enam Minggu
|
Bertambah kecil
|
50-60
|
1-2
|
|
Delapan minngu
|
Sebesar normal
|
30
|
|
2.4
Lokia
Dengan
adanya involusi uterus mak lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs
plasenta akan menjadi nekrotik.Desidua yang matin akan keluar bersama dengan
sisa cairan.Campuran antara darah dan desisua tersebut di namakan lokia ,yang
biasanya berwarna merah muda dan putih
pucat.
Lokia
adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa /
alkalis yang dapat membuat organism berkembang lebih cepat daripada kondisi
asam yang ada pada vagina normal .Lokia mempunyai bau yang amis meskipun tidak
terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita.Sekret
mikroskopik lokia terdiri atas
eritrosit,peluruhan desidua,sel epitel dan bakteri. Lokia mengalami perubahan
karena involusi.pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnannya
diantaranya sebagai berikut.
Lokia
|
Waktu
|
Warna
|
Ciri-ciri
|
Rubra
|
1-3 hari
|
Merah kehitaman
|
Terdiri dari sel
desidua, vrniks caseosa,
rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah
|
Sanguilenta
|
3-7 hari
|
Putih bercampur
merah
|
Sisa darah
bercampur lendir
|
Serosa
|
7-14 hari
|
Kekuningan/
kecoklatan
|
Lebih sedikit
darah dan lebih banyak serum,
juga terdiri dari
leukosit dan robekan
laserasi plasenta
|
Alba
|
>14 hari
|
Putih
|
Mengandung
leukosit, selaput lendir serviks
dan serabut jaringan yang mati.
|
Bila
pengeluaran lokia tidakn lancar ,maka akan disebut lochiastatis.Jika lokia
tetap berwarna merah setelah 2 minggu ada kemungkinan tersisanya plasenta atau
karena involusi kurang sempurna yang sering disebabkan retrofleksio uteri.Lokia
mempunyai suatu karekteristik bau yang
tidak sama dengan menstrual .Bau yang paling kuat pada lokia serosa dan harus dibedakan dengan bau yang
menandakan infeksi.
2.5 Perubahan Fisiologis yang Terjadi
Pada Masa Nifas
1.
Perubahan
system reproduksi
a.
Uterus
Setelah
plasenta lahir pada uterus terjadi proses involusi.proses involusi adalah
proses ini dimulai segera setelah
plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus .pada tahap ketiga
persalinan uterus berada digaris tengah ,kira-kira 2 cm di bawah umbilicus
denga bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis.
Peningkatan
kadar estrogen dan progesterone bertanggungjawab untuk pertumbuhan uterus
selama hamil.pertumbuhan uterus prenatal bergantung pada hyperplasia
,peningkatan jumlah sel-sel otot dan hipertrofi sel-sel yang telah ada.pada
masa postpartum penurunan kadar hormon-hormon ini menyebabkan terjadinya
autolysis,perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan.Sel-sel
tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap.
b.
Involusi
Tempat Plasenta
Setelah
persalinan ,pempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar ,tidak rata
dan kira-kira sebesar telapak tangan.Dengan cepat luka ini mengecil ,pada akhir
minggu kedua hanya sebesar 3-4 cm pada akhir nifas 1-2 cm.penyembuhan luka
bekas plasenta khas sekali .Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung
banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus.
Biasanya
luka yang demikian sembuh dengan menjadi parut ,tetapi luka bekas plasenta
tidak meninggalkkan parut.hal ini disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara
di lepas dari dasarnya tetapi diikuti dengan pertumbuhan endometrium baru di
bawah permukaan luka.Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar pada
dasra luka.
Regenerasi
endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta selama sekitar enam minggu
.Epitelium berpoliferasi meluas ke daerah dari sisi tempat ini dan dari lapisan
sekitar uterus serta dibawah tempat
implantasi plasenta dari sisa-sisa kelenjar basilar endometrial didalam desidua
basalis.Pertumbuhan kelenjar ini pada hakikatnya mengikis pembuluh darah yang
membeku pada tempat implantasi plasenta yang menyebabkannya menjadi terkelupas
dan tidak dipakai lagi pada pembuangan lokia.
c.
Perubahan
Ligamen
Ligament-ligamen
dan diapragma pelvis,serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus
setelah janin lahir ,berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakalaTidak
jarang ligamentum rotundum menjadi kendur yang mengakibatkan letak uterus
menjadi retofleksi.Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun”
setelah melahirkan oleh karena ligament , fasia ,dan jaringan penunjang alat
genetalia menjadi agak kendur.
d.
Perubahan
Pada Serviks
Serviks
mengalami involusi bersama-sama uterus
,perubahan terdapat pada serviks postpartum adalah bnruk serviks yang akan
menganga seperti corong.Bentuk ini disebabkan oleh korpus uterib yang dapat
mengadakan kontraksi sedangkan serviks tidak berkontraksi sehinggga seolah-olah
pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin.Warna
serviks sendiri berwarna merah
kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.
Beberapa
hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui oleh dua jari
,pinggir-pinggirnya tidak rata,tetapi retak-retak karena robekan dalam
persalinan.Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh satu jari saja
dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari kanalis servikalis.
Pada
serviks terbentuk sel-sel otot mengakibatkan serviks memanjang seperti
celah,Walaupun begitu setelah involusi selesai ,ostium eksternum tidak serupa dengan keadaannya sebelum
hamil.Pada umumnya ostium eksternum lebih besar dan tetap terdapat retak-retak
dan robekan-robekan pinggirnya .terutama pada pinggir sampingnya.Oleh karena
robekan disamping ini terbentuk bibir depan dan belakang pada serviks.
e.
Perubahan
pada Vagina dan Perineum
Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam
penipisanmukosa vagina dan hilangnya rugae.Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap pada ukuran
sebelum hamil selama 6-8 minggu setelah bayi lahir.Rugae akan kembali terlihat
sekitar minggu ke 4 walaupun tidak akan menonjol pada wanita nulipara.pada
umumnya rugae akan memipih secara permanen .Mukosa tetap atrofik pada wanita yang menyusul sekutang-kurangnya
sampai menstruasi dimulai kembali.Penebalan mukosa vagina terjadi seiring
pemilulihan fungsi ovarium.
Kekurangan
estrogen menyebabkan penurunan jumlas pelumas vagina dan penipisan mukosa
vagina.Kekeringan local dan rasa tidak nyaman saat koitus (dispareunia) menetap
sampai fungsi ovarium kembali normal dan menstruasi dimulai lagi.Biasanya
wanita dianjurkan menggunakan pelumas larut air saat melakukan hubungan seksual
untuk mengurangi nyeri.
Pada
awalnya introitus mengalami eritematosa dan edematosa ,terutama pada daerah
episiotomy atau jahitan laserasi.Perbaikan yang cermat,pencegahan,atau
pengobatan dini hematoma dan higieneyang baik selama minggu pertama setelah
melahirkan biasanya membuat introitus dengan mudah dibedakan dari introitus
pada wanita nulipara.
Pada
umumnya episotomi hanya mungkin dilakukan apabila wanita berbaring miring
dengan bokong diangkat atau ditempatkan pada posisi litotomi .Penerangan yang
baik diperlukan agar episotomi dapat
terlihat dengan jelas.Proses penyembuhan luka episotomi sama dengan penyembuhan
luka lain.Tanda-tanda infeksi (nyeri,merah, panas, dan bengkak) atau tipian
insisi tidak saling melekat bisa terjadi.Penyembuhan baru berlangsung dalam dua
sampai tiga minggu.
2.
Perubahan
Tanda-Tanda Vital
Beberapa
perubahan tanda-tanda vital biasa terlihat ketika wanita dalam keadaan
normal.Peningkatan kecil sementara baik peningkatan tekanan darah sistol maupun
diastole dapat timbul dan berlangsung selama sekitar empat hari setelah wanita
melahirkan.Fungsi pernafasan kembali pada fungsi saat wanita tidak hamil yaitu
pada bulan keenam setelah wanita.Setelah
rahim kosong diafragma menurun,aksis jantung kembali normal serta impuls dan
EKG kembali normal.
1) Suhu
badan
Satu hari postpartum suhu badan
akan naik sedikit (37,5-38,5 0C) sebagai akibata kerja keras waktu
melahirkan ,kehilangan cairan dan kelahan.Apabila keadaan normal ,suhhu badan
menjadi biasa.Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena ada
pembentukan ASI dan payudara menjadi bengkak ,berwarna merah karena banyaknya
ASI.Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium,mastitis,traktus genitalis
atau sisitem lain.
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang
dewasa 60-80 x/menit.Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat.
3) Tekanan
darah
Biasanya tidak berubah kemungkinan tekanan
darah akan rendah setelah melahirkan karena adanya perdarahan.Tekanan darah
tinggi pada Postpartum dapat menandakan
terjadinya preeklamsia postpartum.
4) Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhungan dengan
keadaan suhu dan denyut nadi.Bila suhu nadi tidak normal ,pernafasan juga akan
mengikuti ,kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas.
3.
Perubahan
Sistem Kardiovaskuler
a.Volume
darah
Perubahan voleme darah bergantung
beberapa factor ,misalnya kehilangan darah selama melahirkan dan
mobilisassi,serta pengeluaran cairan ekstravaskuler (edema
fisiologis).Kehilangan darah merupakan akibat penurunan volme darah total dan cepata tetapi terbatas .Setelah itu
terjadi perpindahan normal cairan tubuh yang mengakibatkan volume darah menurun
dengan lambat.Pada minggu ke-3 dan ke-4 setelah bayi lahir,biasanya volume
darah menurun sampai mencapai volume darah sebelum hamil.Pada persalinan per
vaginam ibu kehilangan darah sekitar 300-400cc.Bila kelahiran melalui SC ,maka
kehilangan darah dapat dua kali lipat.Perubahan terdiri atas volume darah
hematokrit.Pada persalian per vaginam hematokrit akan naik sedangkan pada SC
,hematokrit cenderung stabil dan kembali
normal setelah 4-6 minggu.
Tiga
perubahan fisiologis pascapartum yang terjadi pada wanita antara lain sebagai
berikut.
1) Hilangnya
sirkulasiuteroplasenta yang mengurangi ukuran pembuluh darah
Maternal 10-15%
2) Hilangnya
fungsi endokrin plasenta yang menghilangkan stimulasi vasodilatasi.
3) Terjadi
mobilisasi air ekstravaskular yang disimpan selama wanita hamil.
b.
Curah
jantung
Denyut jantung,volume sekuncup
,dan curah jantung meningkat sepanjang masa hamil.segera setelah wanita
melahirkan ,keadaan ini meningkat bahkan lebih tinggi selama 30-60 menit karena
darah yang biasanya melintasi sirkulasi uteroplasenta tiba-tiba kembali ke
sirkulasi umum,Nilai ini meningkat pada semua jenis kelahiran.
4.
Perubahan
Sistem Hematologi
Selama minggu-minggu kehamilan kadar
fibrinogen dan plasma.,serta factor-faktor pembekuan darah meningkat.Pada hari
pertama p[ostpartum kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun ,tetapi
darah lebih mengental dengan peningkatan
viskositas sehingga meningkatkan factor pembekuan darah.Leukositosis
yang meningkat di mana jumlah sel darah putih dapat meningkat sekitar 15.000
selama persalinan akan tetap tinggi
dalam beberapa hari pertam dari masa postpartum.
Jumlah sel darah tersebut masih biasa naik sampai
25.000-30.000 tanpa ada kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.Jumlah Hb
,hematokrit,dan eritrosit akan bervariasi pada awal-awal masa postpartum
sebagai akibat dari volume darah.Volume plasenta dan tingkat volume darah yang
berubah-ubah akan dipengaruhi oleh status gizi wanita tersebut.Kira-kira salam
kelahiran dan masa postpartum terjadi kehilangan darah sekitar 2000-500
ml.Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan di asosiasikan
dengan peningkatan hemotokrie dan Hb pada hari ke-3 sampai hari ke-7 postpartum
dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu postpartum.
5.
Perubahan
Sistem pencernaan
Ibu
biasanya merasa lapar segera setelah melahirkan sehingga ia boleh mengomsumsi
makanan ringan .Ibu seringkali cepat lapar setealh melahirkan dan sip makan
pada 1-2 jam post-primordial,dan dapat ditoleransi dengan diet ringan .Setelah
benar-benar pulih dan efek analgesia ,anesthesia,dan keletihan ,kebanyaklan ibu
akan merasa sangat lapar.Permintaan untk memperoleh makan dua kali dari jumlah
yang biasa dikonsumsi disertai dengan komsomsi camilan yang serng ditemukan.
Seringkali
untuk nafsu makan ,diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali
normal.Meskipun kadar progesterone menurun setelah melahirkan,namun asupan
makanan juga mangalami penurunan selama
satu tau dua hari,gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering jka
sebelum melahirkan diberikan enema.
1)
Motilitas
Secara khas penurunan tonus dan
motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat selama bayi
lahir.Kelebihjan analgesia dan anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus
dan motilitas ke keadaan normal.
2)
Pengosongan
usus
Buang besar secara spontan bisa tertunda
selama dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan .Keadaan ini bisa disebabkan
karena tonus otot usus menurun selama proses persalianan dan awal pascapartum
,diare sebelum persalinan dan pada awal
pascapartum ,diare sebelum persalinan ,enema sebelum melahirkan ,kurang makan
,atau dehidrasi.Ibu seringkali sudah menduga nyeri saat defekasi karena nyeri
yang dirasakannya diperineum akibat episotomi ,laserasi atau hemoroid.Kebiasaan
buang air yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali
normal.kebiasaan mengosongkan usus secara regular perlu dilatih kembali untuk
merangsang pengosongan usus .
System
pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu yang berangsur-angsur untuk
kembali normal.Pola makan ibu nifas tidak akan seperti biasa dalam beberapa hari dan perineum akan merasa
akan terasa sakit untuk defekasi.faktor-faktor tersebut mendukung konstipasi
pada ibu nifas minggu pertama.Supositoria
dibutuhkan untuk membantu eliminasi ibu nifas.Akan tetapi ,terjadinya
konstipasi jug adapt dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu dan
kekhawatiran lukanya akan terbuka bila ibu buang air besar.
6.
Perubahan
Sistem Perkemihan
Fungsi
system perkemihan
a.Mencapai
hemostatis internal
1) Keseimbangan
cairan dan elektrolit
Cairan yang terdapat
dalam tubuh terdiri atas air dan unsure-unsur
yang terlarut di dalamnya.sebanyak 70 % dari air tubuh terletak di dalam sel yang dikenal sebagai
cairan intraselular.Kandunagn air sisanya disebut cairan ekstraselular.cairan
ekstraselular terbagi antara plasma dan cairan yang langsung memberikan
lingkungan segera untuk sel-sel yang disebut cairan interstisial.
2) Edema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan
akibat gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.
3) Dehidrasi
adalah kekurangan cairan atau volume air yang terjadi pada tubuh karena
pengeluaran berlebihan dan tdak diganti.
b.
Keseimbangan
asam basa tubuh
Batas normal cairan
tubuh adalah 7,35-7,40.Bila pH > 7,4 disebut alkalosis dan jika pH ,7,35
disebut asidosis.
c. Mengeluarkan sisa metabolism ,racun
dan zat toksin.
Ginjal mengeksresi
hasil akhir metabolism yang mengandung nitrogen terutama:urea,asam urat,dan
keratinin.
· System Urinarius
Perubahan hormonal pada
masa hamil (kadar estroid yang tinggi) turut menyebabkan peningkatan fungsi
ginjal,sedangkan penurunan fungsi ginjal selama masa postpartum .Fungsi ginjal
akan kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan.Diperlukan
kira-kira 2-8 minggu supaya hipotonia
pada kehamilan serta dilatasi ureter dan pelvis ginjal kembali ke keadaan
sebelum hamil .Pada sebagian kecil wanita,dilaktasi traktus urinarius bisa
menetap Selma tiga bulan
· Komponen urin
Glikosuria ginjal
diinduksikan oleh kehamilan menghilang.Laktosuria positif pada ibu menyusui
merupakan hal yang normal.Pemecahan kelebihan protein didalam otot uterus juga
menyebabkan proteinuria ringan (+1) selama satu sampai dua hari ibu melahirkan.
· Dieresis postpartum
Dalam 12 jam
pasca-melahirkan ,ibu mulai membuang kelebiha cairan yang tertibun di jaringan
selama ib hamil salah satu mekanisme untuk mengurangi cairan yang teretensi
selama hamil ialah diaphoresis luas terutama pada malam hari ,selama dua sampai
tiga hari setelah melahirkan.diuresis pascapartum ,yang disebabkan oleh
penurunan kadar estrogen ,hilangnaya peningkatan tekanan vena pada tingkat
bawah ,dan hilangny peningkatan volume darah akibat kehamilan ,meupakan mekanisme tubuh untuk
mengatasi kelebihan cairan.Kehilangan cairan melalui keringay dan peningkatan
jumlah urin menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama masa
postpartum .
· Ureter dan kandung kemih
Trauma dapat terjadi
pada ureter dan kandung kemih selama proses melahirkan ,yakni Selama bayi melewati
jalan lahir.dinding kandung kemih dapat mengalami hyperemia dan edema
,seringkali disekitar daerah-daerah kecil hemoragi.distensi kandung kemih yang
muncul segera setelah wanita melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebihan karena keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan
baik.apabila terjadi kerusakan lebih lanjut(atoni).dengan mengosongkan kandung
kemih lebih adekuat,tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam lima
sampai tujuh hari setelah bayi lahir.
7.
Perubahan
musculoskeletal
a.
Dinding perut dan peritoneum
Akan
longgar pascapersalinan
b.
Kulit
abdomen
Selama
masa kehamilan ,kulit abdomen akan melebar ,melonggar dan mengendur .Oto-otot
dari dinding abdomen dapat kembali normal dalam beberapa minggu pasca
melahirkan dengan latihan postnatal.
c.
Striae
Perubahan
ligament akan menjadi kendur dan dapat menciut kembali seperti sediakala dengan
latihan.
d.
Simphysis
pubis akan terjadi pemisahan
8.
Perubahan
Sistem Endokrin
a.
Hormone
plasenta
Pengeluaran plasenta
menyebabkan penurunan hormone yang diproduksi oleh plasenta.Hormon
plasenta menurun dengan cepat pasca
persalinan.Penurunan hormone plasenta HPL menyebabkan kadar gula darah menurun
pada masa nifas. Hormone HCG menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dan 3
jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke
tiga postpartum.
b.
Hormone
pituitary
Hormone pituitary
antara lain :hormone prolaktin ,FSH dan LH.
-Hormone prolaktin
darah meningkat dengan cepat ,pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2
minggu .Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang
produksi air susu ibu.
-FSH dan LH meningkat
pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke tiga dan LH tetap rendah hingga
ovulasi terjadi.
-HIpotalamik pituitary ovarium
mempengaruhi lamanya mendapat menstruasi pada wanita.Pada wanita meenyusui:
·
Menstruasi pada 6 minggu pasca
persalinan berkisar 16%.
·
12 minggu pasca melahirkan 45%
Sedangakan pada wanita
yang tidak menyusui :
·
40% setelah 6 minggu pasca melahirkan
·
60% setelah 24 minggu.
c.
Hormone
Oksitosin
Hormone oksitosin
disekresi dari kelenjar otak bagian belakang .Bekerja terhadap otot uterus dan
jaringan payudara.Hormonn oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan
mempertahankan kontraksi,sehingga mencegah perdarahan.isapan bayi dapat
merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin sehingga dapat membantu involusi
uteri.
d.
Hormone
progesterone dan estrogen.
Volume darah normal
selama kehamilan .akan meningkat.Hormon estrogen yang tinggi memperbesar
hormone anti diuretic yang dapat meningkatkan volume darah.sedangkan hormone
progesterone mempengaruhi otot halus dan mengurangi perangsangan dan
peningkatan pembuluh darah.Hal ini mempengaruhi saluran
kemih,ginjal,usus,dinding vena dasar panggul,perineum dan vulva serta vagina.
2.6
Perubahan
Psikologis pada Masa Nifas
Masa
nifas merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu dan bayi,
diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan
50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dengan pemantauan dan
asuhan yang dilakukan pada ibu dan bayi pada masa nifas diharapkan dapat
mencegah atau bahkan menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Perubahan
psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa ini, ibu nifas
menjadi sangat sensitive, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga
terdekat. Peran bidan sangat dalam hal memberi pengarahan pada keluarga tentang
kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada ibu nifas
agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis.
Pengalaman
menjadi orang tua khususnya menjadi seorang ibu tidaklah selalu menjadi suatu
hal yang menyenangkan bagi setiap wanita atu pasangan suami istri .realisasi
tanggung jawab sebagai seorang ibusetelah melahirkan bayi seringkali
menimbulkan konflik dalam diri seorang
wanita dan merupakan factor pemicu
timbulnya gangguan emosi ,intelektual dan tingkah laku pada seorang wanita .Beberapa
penyesuaian yang dibutuhkan wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran barunya
sebagai seorang ibu .Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik
tetapi lainnya tidakk berhasiln menyesuaikan diri dengan baik dan mengalami
gangguan-gangguan psikologis dengan berbagai gejala atau sindrom yang oleh para peneliti dan klinis disebut
post partum blues.
Banyak
haln menambah beban hingga membuat seorang wanita merasa down .banyak wanita
merasa tertekan pada saat setelah melahirkan,sebenarnya hal tersebut adalah
wajar.perubahan peran seorang ibu memefrlukan adaptasi yang harus dijalani .tanggung
jawab seorang ibu semakin besar dan lahirnya bayi yang baru lahir.Dorongsn dan
perhatian dari seluruh anggota keluarga lainnya merupakan dukungan yanhg
positif bagi ibu.dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan ibu akan mengalami
fase-fase sebagai berikut,
1.Fase taking on
Periode
ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama dan kedua setelah
melahirkan.Pada saat itu focus perhatian ibu terutama pada dirinya
sendiri.Pengalaman selama proses persalinan berulang kali diceritakan .Hal ini
membuat ibu cenderung menjadi pasifterhadap lingkungannya.
Gangguan
psikologis yang mungkin di rasakan ibu pada fase ini adalah sebagai berikut.
a. Kekecewaan
karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentang bayinya.
b. Ketidaknyamanan
sebagai akibat dari perubahan fisik yang dialami ibu.
c. Rasa
bersalah karena belum bisa menyusui bayi.
d. Suami
atau keluarga yang mengkritik ibu tentang merawat bayinya,dan cenderung melihat
saja tanpa membantu.
2. Fase taking hold
Fase yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan.pada fase ini ibu merasa khawatir akan keridakmampuannya dan rasa
tanggung jawabnya merawat bayi.Ibu memiliki perasaan yang sangat sensitive
sehingga mudah tersinggung. Dan gampang
marah sehingga kita perlu berhati-hati berkomunikasi.
Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang
baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga
ibu percaya diri.
3.Fase letting go
Fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan .Ibu sudah dapat
menyesuaikan diri,merawat diri dan bayinya serta kepercayaan dirinya sudah
meningkat.Dukungan dari suami dan keluarga masih sangat dibutuhkan
Beberapa
gangguan pada masa nifas adalah
1. Postpartum
Blues
2. Depresi
berat
2.7
Postpartum
Blues
Melahirkan
merupakan salah satu hal yang paling penting dari peristiwa-peristiwa bahagia
dalam hidup bagi seorang wanita.postpartum blues atau sering juga disebut
maternity blues atau sindrom ibu baru ,dimengerti sebagai suatu sindrom
gangguan efek ringan pada minggu pertama setelah persalinan denagan ditandai
gejala-gejala sebagi berikut.
1. Reaksi
depresi/sedih/distoria
2. Sering
menangis
3. Mudah
tersinggung
4. Cemas
5. Labilitas
perasaan
6. Cenderung
menyalahkan diri sendiri
7. Gangguan
tidur dan gangguan nafsu makan
8. Kelelahan
9. Mudah
sedih
10. Cepat
marah
11. Mood
mudah berubah,cepat menjadi sedih cepat juga menjadi gembira.
12. Perasaan
terjebak dan juga marah terhadap pasangannya ,serta bayinya.
13. Perasaan
bersalah
14. Pelupa
puncak dari postpartum blues ini
3-5 hari setelah melahirkan dan berlangsung dari beberapa hari sampai 2
minggu .postpartum blues tidak menganggu
kemampuan seorang wanita untuk merawat bayinya sehingga ibu dengan postpartum
blues masih bisa merawat bayinya .kecenderungan untuk mengembangakan postpartum
blues tidak berhubungan dengan penyakit mental sebelumnya dan tidak disebabkan
oleh stress.
Factor-faktor
penyebab timbulnya postpartum
1. Faktor
hormonal ,berupa perubahan kadar estrogen,progesterone,prolaktin dan estriol yang terlalu rendah.kadar estrogen turun
secara tajam setelah melahirkandan ternyata estrogen memiliki efek supresi aktivitas non-adrenalin maupunserotin yang
berperan dalam suasana hati dan depresi.
2. Ketidaknyamanan fisik yang dialamui sehingga
menimbulkan perasaan emosi pada wanita
pasca melahirkan
3. Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi
4. Factor
umum dan jumlah anak
5. Pengalaman
dalam proses kehamilan dan persalinana
6. Kadar
belakang psikologis wanita tersebut
7. Dukungan
yang diberikan dari lingkungan
8. Stres
yang dialami oleh wanita itu sendiri
9. Kelelahan
pasca bersalin
10. Ketidaksiapan
terhadap perubahan peran yang terjadi
pada wanita tersebut
11. Rasa
memiliki bayinya yang terlalu dalam sehingga takut yang berlebihan akan kehilangan bayinya.
12. Masalah
kecemburuan dari anak dari anak yang terdahulunya.
Beberapa
cara untuk mengatasi postpartum blues adalah sebagai berikut.
1. Persiapan
diri yang baik selama kehamilan untuk menghadapi masa nifas.
2. Komunikasikan
segala permasalahan atau hal yang ingin disampaikan
3. Selalu
berbicara rasa cemas yang dialami
4. Bersikap
tulus serta ikhlas terhadap apa ya g telah dialami dan berusaha
menakutkan peran barunya sebagai seorang ibu yang baik
menakutkan peran barunya sebagai seorang ibu yang baik
5. Cukup
istirahat
6. Menghindari
perubahan hidup yang dratis
7. Berolahraga
ringan
8. Berikan
dukungan dari semua keluarga,suami atau saudara
9. Konsultasikan
kepada tenaga kesehatan atau orang yang professional agar
dapat memfasilitas factor resiko lainnya
selama masa nifas dan membantu
dalam melakukan upaya pengawasan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa nifas (puerperium ) adalah
masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Proses involusi adalah proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar
akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Subinvolusi adalah kegagalan uterus
untuk kembali pada keadaan tidak hamil.
Perubahan Fisiologis yang Terjadi Pada Masa
Nifas:
1. Perubahan
system reproduksi
2. Perubahan
Tanda-Tanda Vital
3. Perubahan
Sistem Kardiovaskuler
4. Perubahan
Sistem Hematologi
5. Perubahan
Sistem pencernaan
6. Perubahan
Sistem Perkemihan
7. Perubahan
musculoskeletal
8. Perubahan
Sistem Endokrin
Beberapa gangguan pada masa nifas:
1. Post
partum blues
2. Depresi
berat
DAFTAR
PUSTAKA
Dewi
Vivian N.L dan Tri Sunarsih.2011.Askeb
Pada Ibu Nifas.Yogyakarta:Salemba Medika.
Sastra
winata Sulaiman.1983.Obstetri Fisiologi.Bandung:Elemen.
Saifudin, Abdul Bari, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta .
Rahmawati,Anita dkk ,2009,perawatan masa nifas ,Fitra maya.
Yogyakarta.
Sarwono, 2009, ilmu kebidanan,PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Sulistyawati, Ari,2009, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Penerbit
Andi. Yogyakarta
Walsh, V Linda, 2003, Buku Ajar Kebidanan Komunitas, EGC.
Jakarta
Anggraini, Yetti, 2010, Asuhan Kebidanan Msa Nifas, Pustaka Rihana. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar