Minggu, 21 April 2013

Masa Nifas




BAB II
ISI
2.1 Definisi
   Masa nifas (puerperium ) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.masa nifas atau puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai denagan 6 minggu ( 42 hari ) setelah itu.dalam bahasa latin waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerperium yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan.Jadi puerperium bearti masa setelah melahirkan bayi atau masa pulih kembali,mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil.
2.2 Tahapan Masa Nifas
Beberapa tahapan pada masa nifas adalah sebagai berikut.
1.   Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan, serta menjalankan aktivitas layaknya wanita normal lainnya.
2.   Puerperium intermediate
Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
3.   Puerperium remote
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama pabaila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai  komplikasi.


2.3  Pengertian involusi dan subinvolusi
Setelah plasenta lahir pada uterus terjadi proses involusi.Proses involusi adalah proses  ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus .pada tahap ketiga persalinan uterus berada digaris tengah ,kira-kira 2 cm di bawah umbilicus denga bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis.
Peningkatan kadar estrogen dan progesterone bertanggungjawab untuk pertumbuhan uterus selama hamil.pertumbuhan uterus prenatal bergantung pada hyperplasia ,peningkatan jumlah sel-sel otot dan hipertrofi sel-sel yang telah ada.pada masa postpartum penurunan kadar hormon-hormon ini menyebabkan terjadinya autolysis,perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan.Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap.
Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil.terjadi ketika kontraksi uterus berhenti ,proses involusi mungkin di hambat oleh retensi sisa plasenta ,miomata atau infeksi.Retensi sisa plasenta atau membrane janin adalah penyebab yang palaing sering terjadi.
Subinvolusi dapat didiagnosis selam pemeriksaan pascapartum atau saat wanita menelpon untuk menyampaikan keluhan peningkatan pendarahan atau perdarahan persisten.Riwayat biasanya meliputi periode lokia lebih lama dari periode normal,diikuti dengan leukorea  dan perdarahan banyak tidak teratur.Pemeriksaan panggul akan menunjukan uterus lunak yang lebih besar dari ukuran normal sesuai minggu pascapartum saat wanita diperiksa.
Subinvolusi awal pada masa puerperium menunjukan uterus lunak,tidak bergerak,tidak berkurang ukurannya dan tinggi fundus tidak berubah,bukan menurun.Lokia banyak dan berwarna merah terang sampai coklat kemerahan..koltur lokia harus diambil untuk menyingkirkan adanya endometritis .Pada kunjungan minggu ke 4 hingga minggu ke 6 pascapartum,tidak perlu dipertimbangakan adanya infeksi kecuali terdapat nyeri tekan atau nyeri pada  adneksa atau saat pergerakkan uterus.
Subinvolusi diterapi dengan ergonovin (ergotrate) atau metilergonovin (methergine ), 0,2 mg per oral setiap 4 jam selama 3 hari; ibu dievaluasi kembali dalam dua minggu .jika wanita juga menderita endometritis , bidan menambahkan resep antibiotic spertrum-luas.
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut.
1)         Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relative anemia dan menyebab serat otot atrofi.

2)         Autolisis
Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang trjadi di dalam otot uterus.Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga panjangnya 10 kali dari semula dan lebar lima kali dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai perusak secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan.Hal ini disebabkan karena penurunan hormone estrogen dan progesterone.
3)         Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah keuterus.Proses ini membantu untuk  mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.Penurunan ukuran uterus yang cepat itu dicerminkan oleh perubahan lokasi uterus ketika turun keluar dari abdomen dan kembali menjadi organ pelvis.
Perubahan uterus ini berhubungan erat dengan perubahan-perubahan pada miometrium.Pada miometrium terjadi perubahan-perubahan yang bersifat proteolisis  dan hasil dari proses ini dialiri melalui pembuluh getah bening.
Involusi uterus




Involusi




Tinggi Fundus Uteri



Berat
Uterus
(gr)
Diameter
Bekas
Melekat
Plasenta
(cm)


Keadaan Serviks
Bayi Lahir
Setinggi pusat
1000


Plasenta Lahir
2 jari di bawah pusat
750
12,5
lembek
Satu Minggu
Pertengahan pusat-simfisis
500
7,5
Beberapa hari setelah postpartum dapat di lalui 2 jari
Akhir minggu pertama dapat dimasuki  1 jari
Dua Minggu
Tak terabba diatas simfis
350
3-4
Enam Minggu
Bertambah kecil
50-60
1-2
Delapan minngu
Sebesar normal
30


2.4     Lokia 
Dengan adanya involusi uterus mak lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik.Desidua yang matin akan keluar bersama dengan sisa cairan.Campuran antara darah dan desisua tersebut di namakan lokia ,yang biasanya berwarna  merah muda dan putih pucat.
Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa / alkalis yang dapat membuat organism berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina normal .Lokia mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita.Sekret mikroskopik  lokia terdiri atas eritrosit,peluruhan desidua,sel epitel dan bakteri. Lokia mengalami perubahan karena involusi.pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnannya diantaranya sebagai berikut.


Lokia
Waktu
Warna
Ciri-ciri
Rubra
1-3 hari
Merah kehitaman
Terdiri dari sel desidua, vrniks caseosa,
 rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah
Sanguilenta
3-7 hari
Putih bercampur merah
Sisa darah bercampur lendir
Serosa
7-14 hari
Kekuningan/ kecoklatan
Lebih sedikit darah dan lebih banyak serum,
juga terdiri dari leukosit dan robekan
laserasi plasenta




Alba
>14 hari
Putih
Mengandung leukosit, selaput lendir serviks
 dan serabut jaringan yang mati.

Bila pengeluaran lokia tidakn lancar ,maka akan disebut lochiastatis.Jika lokia tetap berwarna merah setelah 2 minggu ada kemungkinan tersisanya plasenta atau karena involusi kurang sempurna yang sering disebabkan retrofleksio uteri.Lokia mempunyai suatu karekteristik  bau yang tidak sama dengan menstrual .Bau yang paling kuat pada lokia serosa  dan harus dibedakan dengan bau yang menandakan infeksi.

2.5  Perubahan Fisiologis yang Terjadi Pada Masa Nifas

1.      Perubahan system reproduksi
a.      Uterus
Setelah plasenta lahir pada uterus terjadi proses involusi.proses involusi adalah proses  ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus .pada tahap ketiga persalinan uterus berada digaris tengah ,kira-kira 2 cm di bawah umbilicus denga bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis.
Peningkatan kadar estrogen dan progesterone bertanggungjawab untuk pertumbuhan uterus selama hamil.pertumbuhan uterus prenatal bergantung pada hyperplasia ,peningkatan jumlah sel-sel otot dan hipertrofi sel-sel yang telah ada.pada masa postpartum penurunan kadar hormon-hormon ini menyebabkan terjadinya autolysis,perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan.Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap.
b.      Involusi Tempat Plasenta
Setelah persalinan ,pempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar ,tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan.Dengan cepat luka ini mengecil ,pada akhir minggu kedua hanya sebesar 3-4 cm pada akhir nifas 1-2 cm.penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali .Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus.
Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi parut ,tetapi luka bekas plasenta tidak meninggalkkan parut.hal ini disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara di lepas dari dasarnya tetapi diikuti dengan pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka.Endometrium ini tumbuh dari pinggir  luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar pada dasra luka.
Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta selama sekitar enam minggu .Epitelium berpoliferasi meluas ke daerah dari sisi tempat ini dan dari lapisan sekitar uterus serta dibawah  tempat implantasi plasenta  dari sisa-sisa  kelenjar basilar endometrial didalam desidua basalis.Pertumbuhan kelenjar ini pada hakikatnya mengikis pembuluh darah yang membeku pada tempat implantasi plasenta yang menyebabkannya menjadi terkelupas dan tidak dipakai lagi pada pembuangan lokia.

c.       Perubahan Ligamen
Ligament-ligamen dan diapragma pelvis,serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus setelah janin lahir ,berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakalaTidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendur yang mengakibatkan letak uterus menjadi retofleksi.Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah melahirkan oleh karena ligament , fasia ,dan jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendur.

d.      Perubahan Pada Serviks
Serviks mengalami involusi  bersama-sama uterus ,perubahan terdapat pada serviks postpartum adalah bnruk serviks yang akan menganga seperti corong.Bentuk ini disebabkan oleh korpus uterib yang dapat mengadakan kontraksi sedangkan serviks tidak berkontraksi sehinggga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin.Warna serviks sendiri berwarna merah  kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.
Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui oleh dua jari ,pinggir-pinggirnya tidak rata,tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan.Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh satu jari saja dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari kanalis servikalis.
Pada serviks terbentuk sel-sel otot mengakibatkan serviks memanjang seperti celah,Walaupun begitu setelah involusi selesai ,ostium eksternum  tidak serupa dengan keadaannya sebelum hamil.Pada umumnya ostium eksternum lebih besar dan tetap terdapat retak-retak dan robekan-robekan pinggirnya .terutama pada pinggir sampingnya.Oleh karena robekan disamping ini terbentuk bibir depan dan belakang pada serviks.
e.       Perubahan pada Vagina dan Perineum
Estrogen  pascapartum yang menurun berperan dalam penipisanmukosa vagina dan hilangnya rugae.Vagina yang semula sangat teregang  akan kembali secara bertahap pada ukuran sebelum hamil selama 6-8 minggu setelah bayi lahir.Rugae akan kembali terlihat sekitar minggu ke 4 walaupun tidak akan menonjol pada wanita nulipara.pada umumnya rugae akan memipih secara permanen .Mukosa tetap atrofik  pada wanita yang menyusul sekutang-kurangnya sampai menstruasi dimulai kembali.Penebalan mukosa vagina terjadi seiring pemilulihan fungsi ovarium.
Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlas pelumas vagina dan penipisan mukosa vagina.Kekeringan local dan rasa tidak nyaman saat koitus (dispareunia) menetap sampai fungsi ovarium kembali normal dan menstruasi dimulai lagi.Biasanya wanita dianjurkan menggunakan pelumas larut air saat melakukan hubungan seksual untuk mengurangi nyeri.
Pada awalnya introitus mengalami eritematosa dan edematosa ,terutama pada daerah episiotomy atau jahitan laserasi.Perbaikan yang cermat,pencegahan,atau pengobatan dini hematoma dan higieneyang baik selama minggu pertama setelah melahirkan biasanya membuat introitus dengan mudah dibedakan dari introitus pada wanita nulipara.
Pada umumnya episotomi hanya mungkin dilakukan apabila wanita berbaring miring dengan bokong diangkat atau ditempatkan pada posisi litotomi .Penerangan yang baik diperlukan agar episotomi  dapat terlihat dengan jelas.Proses penyembuhan luka episotomi sama dengan penyembuhan luka lain.Tanda-tanda infeksi (nyeri,merah, panas, dan bengkak) atau tipian insisi tidak saling melekat bisa terjadi.Penyembuhan baru berlangsung dalam dua sampai tiga minggu.

2.      Perubahan Tanda-Tanda Vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital biasa terlihat ketika wanita dalam keadaan normal.Peningkatan kecil sementara baik peningkatan tekanan darah sistol maupun diastole dapat timbul dan berlangsung selama sekitar empat hari setelah wanita melahirkan.Fungsi pernafasan kembali pada fungsi saat wanita tidak hamil yaitu pada bulan  keenam setelah wanita.Setelah rahim kosong diafragma menurun,aksis jantung kembali normal serta impuls dan EKG kembali normal.

1)   Suhu badan
Satu hari postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5-38,5 0C) sebagai akibata kerja keras waktu melahirkan ,kehilangan cairan dan kelahan.Apabila keadaan normal ,suhhu badan menjadi biasa.Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena ada pembentukan ASI dan payudara menjadi bengkak ,berwarna merah karena banyaknya ASI.Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi  pada endometrium,mastitis,traktus genitalis atau sisitem lain.
2)      Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 x/menit.Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat.
3)   Tekanan darah
     Biasanya tidak berubah kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah melahirkan karena adanya perdarahan.Tekanan darah tinggi  pada Postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsia postpartum.
4)   Pernafasan
     Keadaan pernafasan selalu berhungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi.Bila suhu nadi tidak normal ,pernafasan juga akan mengikuti ,kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas.

3.               Perubahan Sistem Kardiovaskuler
a.Volume darah
               Perubahan voleme darah bergantung beberapa factor ,misalnya kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisassi,serta pengeluaran cairan ekstravaskuler (edema fisiologis).Kehilangan darah merupakan akibat penurunan volme darah  total dan cepata tetapi terbatas .Setelah itu terjadi perpindahan normal cairan tubuh yang mengakibatkan volume darah menurun dengan lambat.Pada minggu ke-3 dan ke-4 setelah bayi lahir,biasanya volume darah menurun sampai mencapai volume darah sebelum hamil.Pada persalinan per vaginam ibu kehilangan darah sekitar 300-400cc.Bila kelahiran melalui SC ,maka kehilangan darah dapat dua kali lipat.Perubahan terdiri atas volume darah hematokrit.Pada persalian per vaginam hematokrit akan naik sedangkan pada SC ,hematokrit  cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
Tiga perubahan fisiologis pascapartum yang terjadi pada wanita antara lain sebagai berikut.
1)   Hilangnya sirkulasiuteroplasenta yang mengurangi ukuran pembuluh darah   
    Maternal 10-15%
2)   Hilangnya fungsi endokrin plasenta yang menghilangkan stimulasi vasodilatasi.
3)   Terjadi mobilisasi air ekstravaskular yang disimpan selama wanita hamil.

b.      Curah jantung
               Denyut jantung,volume sekuncup ,dan curah jantung meningkat sepanjang masa hamil.segera setelah wanita melahirkan ,keadaan ini meningkat bahkan lebih tinggi selama 30-60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkulasi uteroplasenta tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum,Nilai ini meningkat pada semua jenis kelahiran.

4.   Perubahan Sistem Hematologi
   Selama minggu-minggu kehamilan kadar fibrinogen dan plasma.,serta factor-faktor pembekuan darah meningkat.Pada hari pertama p[ostpartum kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun ,tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan  viskositas sehingga meningkatkan factor pembekuan darah.Leukositosis yang meningkat di mana jumlah sel darah putih dapat meningkat sekitar 15.000 selama persalinan  akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertam dari masa postpartum.
   Jumlah sel darah tersebut masih biasa naik sampai 25.000-30.000 tanpa ada kondisi patologis jika wanita  tersebut mengalami persalinan lama.Jumlah Hb ,hematokrit,dan eritrosit akan bervariasi pada awal-awal masa postpartum sebagai akibat dari volume darah.Volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah akan dipengaruhi oleh status gizi wanita tersebut.Kira-kira salam kelahiran dan masa postpartum terjadi kehilangan darah sekitar 2000-500 ml.Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan di asosiasikan dengan peningkatan hemotokrie dan Hb pada hari ke-3 sampai hari ke-7 postpartum dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu postpartum.

5.   Perubahan Sistem pencernaan
               Ibu biasanya merasa lapar segera setelah melahirkan sehingga ia boleh mengomsumsi makanan ringan .Ibu seringkali cepat lapar setealh melahirkan dan sip makan pada 1-2 jam post-primordial,dan dapat ditoleransi dengan diet ringan .Setelah benar-benar pulih dan efek analgesia ,anesthesia,dan keletihan ,kebanyaklan ibu akan merasa sangat lapar.Permintaan untk memperoleh makan dua kali dari jumlah yang biasa dikonsumsi disertai dengan komsomsi camilan yang serng ditemukan.
               Seringkali untuk nafsu makan ,diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal.Meskipun kadar progesterone menurun setelah melahirkan,namun asupan makanan juga  mangalami penurunan selama satu tau dua hari,gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering jka sebelum melahirkan diberikan enema.
1)   Motilitas
        Secara khas penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat selama bayi lahir.Kelebihjan analgesia dan anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas  ke keadaan normal.
2)   Pengosongan usus
        Buang besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan .Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses persalianan dan awal pascapartum ,diare sebelum persalinan  dan pada awal pascapartum ,diare sebelum persalinan ,enema sebelum melahirkan ,kurang makan ,atau dehidrasi.Ibu seringkali sudah menduga nyeri saat defekasi karena nyeri yang dirasakannya diperineum akibat episotomi ,laserasi atau hemoroid.Kebiasaan buang air yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali normal.kebiasaan mengosongkan usus secara regular perlu dilatih kembali untuk merangsang pengosongan usus .

               System pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu yang berangsur-angsur untuk kembali normal.Pola makan ibu nifas tidak akan seperti biasa  dalam beberapa hari dan perineum akan merasa akan terasa sakit untuk defekasi.faktor-faktor tersebut mendukung konstipasi pada ibu nifas minggu pertama.Supositoria  dibutuhkan untuk membantu eliminasi ibu nifas.Akan tetapi ,terjadinya konstipasi jug adapt dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu dan kekhawatiran lukanya akan terbuka bila ibu buang air besar.



6.      Perubahan Sistem Perkemihan
   Fungsi system perkemihan
a.Mencapai hemostatis internal
1)      Keseimbangan cairan dan elektrolit
Cairan yang terdapat dalam tubuh terdiri atas air dan unsure-unsur  yang terlarut di dalamnya.sebanyak 70 % dari air tubuh  terletak di dalam sel yang dikenal sebagai cairan intraselular.Kandunagn air sisanya disebut cairan ekstraselular.cairan ekstraselular terbagi antara plasma dan cairan yang langsung memberikan lingkungan segera untuk sel-sel yang disebut cairan interstisial.
2)      Edema  adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.
3)      Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau volume air yang terjadi pada tubuh karena pengeluaran berlebihan dan tdak diganti.

b.      Keseimbangan asam basa tubuh
Batas normal cairan tubuh adalah 7,35-7,40.Bila pH > 7,4 disebut alkalosis dan jika pH ,7,35 disebut asidosis.
c. Mengeluarkan sisa metabolism ,racun dan zat toksin.
Ginjal mengeksresi hasil akhir metabolism yang mengandung nitrogen terutama:urea,asam urat,dan keratinin.

·   System Urinarius
Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar estroid yang tinggi) turut menyebabkan peningkatan fungsi ginjal,sedangkan penurunan fungsi ginjal selama masa postpartum .Fungsi ginjal akan kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan.Diperlukan kira-kira 2-8 minggu  supaya hipotonia pada kehamilan serta dilatasi ureter dan pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil .Pada sebagian kecil wanita,dilaktasi traktus urinarius bisa menetap Selma tiga bulan
·   Komponen urin
Glikosuria ginjal diinduksikan oleh kehamilan menghilang.Laktosuria positif pada ibu menyusui merupakan hal yang normal.Pemecahan kelebihan protein didalam otot uterus juga menyebabkan proteinuria ringan (+1) selama satu sampai dua hari ibu melahirkan.
·   Dieresis postpartum
Dalam 12 jam pasca-melahirkan ,ibu mulai membuang kelebiha cairan yang tertibun di jaringan selama ib hamil salah satu mekanisme untuk mengurangi cairan yang teretensi selama hamil ialah diaphoresis luas terutama pada malam hari ,selama dua sampai tiga hari setelah melahirkan.diuresis pascapartum ,yang disebabkan oleh penurunan kadar estrogen ,hilangnaya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah ,dan hilangny peningkatan volume darah akibat  kehamilan ,meupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan.Kehilangan cairan melalui keringay dan peningkatan jumlah urin menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama masa postpartum .
·   Ureter dan kandung kemih
Trauma dapat terjadi pada ureter dan kandung kemih selama proses melahirkan ,yakni Selama bayi melewati jalan lahir.dinding kandung kemih dapat mengalami hyperemia dan edema ,seringkali disekitar daerah-daerah kecil hemoragi.distensi kandung kemih yang muncul segera setelah wanita melahirkan dapat menyebabkan  perdarahan berlebihan karena keadaan ini  bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik.apabila terjadi kerusakan lebih lanjut(atoni).dengan mengosongkan kandung kemih lebih adekuat,tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam lima sampai tujuh hari setelah bayi lahir.

7.   Perubahan musculoskeletal
a.       Dinding perut dan peritoneum
      Akan longgar pascapersalinan
b.      Kulit abdomen
      Selama masa kehamilan ,kulit abdomen akan melebar ,melonggar dan mengendur .Oto-otot dari dinding abdomen dapat kembali normal dalam beberapa minggu pasca melahirkan dengan latihan postnatal.
c.       Striae
      Perubahan ligament akan menjadi kendur dan dapat menciut kembali seperti sediakala dengan latihan.
d.      Simphysis pubis akan terjadi pemisahan  

8.      Perubahan Sistem Endokrin
a.      Hormone plasenta
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormone yang diproduksi oleh plasenta.Hormon plasenta  menurun dengan cepat pasca persalinan.Penurunan hormone plasenta HPL menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. Hormone HCG menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dan 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke tiga postpartum.
b.      Hormone pituitary
Hormone pituitary antara lain :hormone prolaktin ,FSH dan LH.
-Hormone prolaktin darah meningkat dengan cepat ,pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu .Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi air susu ibu.
-FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke tiga dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
-HIpotalamik pituitary ovarium mempengaruhi lamanya mendapat menstruasi pada wanita.Pada wanita meenyusui:
·         Menstruasi pada 6 minggu pasca persalinan berkisar 16%.
·         12 minggu pasca melahirkan 45%
Sedangakan pada wanita yang tidak menyusui :
·         40% setelah 6 minggu pasca melahirkan
·         60% setelah 24 minggu.
c.       Hormone Oksitosin
Hormone oksitosin disekresi dari kelenjar otak bagian belakang .Bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara.Hormonn oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi,sehingga mencegah perdarahan.isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin sehingga dapat membantu involusi uteri.

d.      Hormone progesterone dan estrogen.
Volume darah normal selama kehamilan .akan meningkat.Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormone anti diuretic yang dapat meningkatkan volume darah.sedangkan hormone progesterone mempengaruhi otot halus dan mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah.Hal ini mempengaruhi saluran kemih,ginjal,usus,dinding vena dasar panggul,perineum dan vulva serta vagina.

2.6        Perubahan Psikologis pada Masa Nifas
Masa nifas merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu dan bayi, diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dengan pemantauan dan asuhan yang dilakukan pada ibu dan bayi pada masa nifas diharapkan dapat mencegah atau bahkan menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat sensitive, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat dalam hal memberi pengarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis.
Pengalaman menjadi orang tua khususnya menjadi seorang ibu tidaklah selalu menjadi suatu hal yang menyenangkan bagi setiap wanita atu pasangan suami istri .realisasi tanggung jawab sebagai seorang ibusetelah melahirkan bayi seringkali menimbulkan  konflik dalam diri seorang wanita dan merupakan  factor pemicu timbulnya gangguan emosi ,intelektual dan tingkah laku pada seorang wanita .Beberapa penyesuaian yang dibutuhkan wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran barunya sebagai seorang ibu .Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik tetapi lainnya tidakk berhasiln menyesuaikan diri dengan baik dan mengalami gangguan-gangguan psikologis dengan berbagai gejala atau sindrom  yang oleh para peneliti dan klinis disebut post partum blues.
Banyak haln menambah beban hingga membuat seorang wanita merasa down .banyak wanita merasa tertekan pada saat setelah melahirkan,sebenarnya hal tersebut adalah wajar.perubahan peran seorang ibu memefrlukan adaptasi yang harus dijalani .tanggung jawab seorang ibu semakin besar dan lahirnya bayi yang baru lahir.Dorongsn dan perhatian dari seluruh anggota keluarga lainnya merupakan dukungan yanhg positif bagi ibu.dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut,
1.Fase taking on
Periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan.Pada saat itu focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.Pengalaman selama proses persalinan berulang kali diceritakan .Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasifterhadap lingkungannya.
Gangguan psikologis yang mungkin di rasakan ibu pada fase ini adalah sebagai berikut.
a.       Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentang bayinya.
b.      Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang dialami ibu.
c.       Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayi.
d.      Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang merawat bayinya,dan cenderung melihat saja tanpa membantu.
2. Fase taking hold
   Fase yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.pada fase ini ibu merasa khawatir akan keridakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya merawat bayi.Ibu memiliki perasaan yang sangat sensitive sehingga  mudah tersinggung. Dan gampang marah sehingga kita perlu berhati-hati berkomunikasi.
   Pada fase ini ibu memerlukan dukungan  karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga ibu percaya diri.
3.Fase letting go
   Fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan .Ibu sudah dapat menyesuaikan diri,merawat diri dan bayinya serta kepercayaan dirinya sudah meningkat.Dukungan dari suami dan keluarga masih sangat dibutuhkan
Beberapa gangguan pada masa nifas adalah
1.      Postpartum Blues
2.      Depresi berat

2.7     Postpartum Blues
               Melahirkan merupakan salah satu hal yang paling penting dari peristiwa-peristiwa bahagia dalam hidup bagi seorang wanita.postpartum blues atau sering juga disebut maternity blues atau sindrom ibu baru ,dimengerti sebagai suatu sindrom gangguan efek ringan pada minggu pertama setelah persalinan denagan ditandai gejala-gejala sebagi berikut.
1.   Reaksi depresi/sedih/distoria
2.   Sering menangis
3.   Mudah tersinggung
4.   Cemas
5.   Labilitas perasaan
6.   Cenderung menyalahkan diri sendiri
7.   Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan
8.   Kelelahan
9.   Mudah sedih
10.  Cepat marah
11.  Mood mudah berubah,cepat menjadi sedih cepat juga menjadi gembira.
12.  Perasaan terjebak dan juga marah terhadap pasangannya ,serta bayinya.
13.  Perasaan bersalah
14.  Pelupa
               puncak dari postpartum blues ini 3-5 hari setelah melahirkan dan berlangsung dari beberapa hari sampai 2 minggu  .postpartum blues tidak menganggu kemampuan seorang wanita untuk merawat bayinya sehingga ibu dengan postpartum blues masih bisa merawat bayinya .kecenderungan untuk mengembangakan postpartum blues tidak berhubungan dengan penyakit mental sebelumnya dan tidak disebabkan oleh stress.
Factor-faktor penyebab timbulnya postpartum
1.   Faktor hormonal ,berupa perubahan kadar estrogen,progesterone,prolaktin dan estriol  yang terlalu rendah.kadar estrogen turun secara tajam setelah melahirkandan ternyata estrogen memiliki efek supresi  aktivitas non-adrenalin maupunserotin yang berperan  dalam suasana hati dan depresi.
2.    Ketidaknyamanan fisik yang dialamui sehingga menimbulkan perasaan emosi  pada wanita pasca melahirkan
3.   Ketidakmampuan  beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
4.   Factor umum dan jumlah anak
5.   Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinana
6.   Kadar belakang psikologis wanita tersebut
7.   Dukungan yang diberikan dari lingkungan
8.   Stres yang dialami oleh wanita itu sendiri
9.   Kelelahan pasca bersalin
10.     Ketidaksiapan terhadap perubahan  peran yang terjadi pada wanita tersebut
11.     Rasa memiliki bayinya yang terlalu dalam sehingga takut yang berlebihan  akan kehilangan bayinya.
12.     Masalah kecemburuan dari anak dari anak yang terdahulunya.

Beberapa cara untuk mengatasi postpartum blues adalah sebagai berikut.
1.      Persiapan diri yang baik selama kehamilan untuk menghadapi masa nifas.
2.      Komunikasikan segala permasalahan atau hal yang ingin disampaikan
3.      Selalu berbicara rasa cemas yang dialami
4.      Bersikap tulus serta ikhlas terhadap apa ya g telah dialami  dan berusaha
        menakutkan peran barunya sebagai seorang ibu yang baik
5.      Cukup istirahat
6.      Menghindari perubahan hidup yang dratis
7.      Berolahraga ringan
8.      Berikan dukungan dari semua keluarga,suami atau saudara
9.      Konsultasikan kepada tenaga kesehatan atau orang yang professional agar
     dapat memfasilitas factor resiko lainnya selama masa nifas dan membantu   
     dalam melakukan upaya pengawasan.











BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
               Masa nifas (puerperium ) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Proses involusi adalah proses  ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil. 
   Perubahan Fisiologis yang Terjadi Pada Masa Nifas:
1.      Perubahan system reproduksi
2.      Perubahan Tanda-Tanda Vital
3.      Perubahan Sistem Kardiovaskuler
4.      Perubahan Sistem Hematologi
5.      Perubahan Sistem pencernaan
6.      Perubahan Sistem Perkemihan
7.      Perubahan musculoskeletal
8.      Perubahan Sistem Endokrin
      Beberapa gangguan pada masa nifas:
1.      Post partum blues
2.      Depresi berat




DAFTAR PUSTAKA

Dewi Vivian N.L dan Tri Sunarsih.2011.Askeb Pada Ibu Nifas.Yogyakarta:Salemba Medika.
Sastra winata Sulaiman.1983.Obstetri Fisiologi.Bandung:Elemen.
Saifudin, Abdul Bari, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,  Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta .
Rahmawati,Anita dkk ,2009,perawatan masa nifas ,Fitra maya. Yogyakarta.
Sarwono, 2009, ilmu kebidanan,PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.  Jakarta
Sulistyawati, Ari,2009, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Penerbit Andi. Yogyakarta
Walsh, V Linda, 2003, Buku Ajar Kebidanan Komunitas, EGC. Jakarta
Anggraini, Yetti, 2010, Asuhan Kebidanan Msa Nifas, Pustaka Rihana. Yogyakarta.



     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar