DAFTAR ISI
COVER .................................................... i
DAFTAR
ISI .................................................... ii
KATA
PENGANTAR .................................................... iii
BAB
I ISI MAKALAH
1.1 Definisi ................................................... 1
1.2 Mekanisme
Penyakit dan Penyebab ................................................... 2
1.3 Gejala
dan Tanda ................................................... 4
1.4 Pemeriksaan ................................................... 4
1.5 Peran
Bidan Dalam Pencegahan Penyakit ............................................... 6
1.6 Komplikasi ................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................... 7
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah,Rasa syukur kami
panjatkan kehadirat Allah S.W.T, yang Telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Tugas Askeb 4.
Dengan terselesaikan nya tugas ini di
harapkan dapat menambah wawasan pembaca sehingga setelah membaca makalah ini
pembaca mampu mengaplikasikan ilmu yang di dapat seperti melakukan
promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif .
Kami juga berterima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah askeb4, sebab dengan di berikan tugas makalah ini kami
mampu mengetahuitentang Hipertensi kronik,yang mana kami tuangkan dalam makalah
kami ini.
Kami menyadari walaupun sudah berusaha
dengan maksimal mungkin, mencurahkan fikiran kami dalam pembuatan makalah
ini,Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih memilki banyak kekurangan
dan kelemahan, baik dari segi bahasa maupun tulisan. Karenanya kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya mampu membangun untuk kesempurnaan
makalah kami ini di kemudian hari nanti.
Yogyakarta,
12 maret 2013
Hormat
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
Hipertensi kronik adalah
hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang
pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi
menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
Hipertensi kronik adalah peningkatan
tekanan darah yang terjadi sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang
pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi
menetap sampai 12 minggu pascapersalinan. Pada wanita
yang tidak diketahui tekanan darahnya sebelum kehamilan, diagnosis didasarkan
pada terdapatnya hipertensi yang berkepanjangan sebelum usia kehamilan mencapai
20 minggu. Hipertensi yang dimaksud adalah didapati tekanan darah sistolik ≥
140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg pada minimal 2 kali pengukuran
dengan selang waktu setidaknya 4 jam. Sementara apabila peningkatan tekanan
darah terjadi pada masa kehamilan tanpa adanya peningkatan tekanan darah
sebelum kehamilan maka diagnosisnya adalah hipertensi gestasional.
Hipertensi
kronis meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia. Diagnosis preeklamsia
ditegakkan apabila ditemukan tanda-tanda berikut:
- Terdapatnya proteinuria pada wanita dengan hipertensi kronis tanpa adanya proteinuria sebelumnya pada awal kehamilan. Proteinuria adalah terdapatnya ≥ 0,3 g protein di dalam urin 24 jam.
- Terjadinya peningkatan tekanan darah menjadi lebih tinggi lagi (tekanan darah sistolik ≥ 180 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg) pada wanita dengan hipertensi kronis yang terkontrol sebelumnya dan terdapat riwayat proteinuria sebelum usia kehamilan 20 minggu.
B. Penyebab
dan Klasifikasi
Hipertensi kronis terbagi menjadi hipertensi primer
(esensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan jenis
hipertensi yang paling umum terjadi selama kehamilan yaitu sebanyak 90%
sedangkan10% lagi merupakan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang
disebabkan oleh adanya satu atau lebih kelainan tertentu seperti penyakit
ginjal, penyakit pembuluh darah dan kolagen kulit, beberapa kelainan endokrin
(misalnya diabetes melitus dengan komplikasi vaskular, feokromositoma,
tirotoksikosis, penyakit Cushing, hiperaldosteronisme) atau koarktasio
aorta.
Sementara hipertensi kronis pada masa kehamilan
diklasifikasikan menjadi hipertensi ringan atau berat yang bergantung pada
nilai tekanan darah sistolik dan diastolik. Peningkatan tekanan darah ≥ 180 mmHg
dan 110 mmHg merupakan suatu hipertensi berat.
Untuk tujuan penanganan maka hipertensi kronis pada
kehamilan juga dapat dikategorikan sebagai hipertensi risiko rendah atau
hipertensi risiko tinggi. Termasuk dalam risiko rendah adalah pasien dengan
hipertensi esensial yaitu tekanan darah ≥ 140/80 mmHg yang diukur pada
kunjungan pertama ke dokter tanpa disertai adanya gangguan organ. Pasien yang
pada awal kehamilannya diklasifikasikan sebagai risiko rendah dapat berkembang
menjadi risiko tinggi apabila terdapat hipertensi berat atau preeklamsia.
C. Diagnosis
Diagnosis untuk menentukan penyebab, keparahan, adanya
penyakit penyerta pada kehamilan dapat ditentukan melalui riwayat kehamilan dan
persalinan serta riwayat medis sebelumnya dari ibu hamil, pemeriksaan laboratorium
untuk mengetahui fungsi dari berbagai organ yang mungkin dipengaruhi oleh
adanya hipertensi kronis, sekaligus sebagai standar apabila dibutuhkan
penanganan lebih lanjut dikemudian hari antara lain meliputi analisis urin,
kultur dan sensitivitas urin, evaluasi urin 24 jam terhadap protein,
elektrolit, darah lengkap, dan uji toleransi glukosa. Selain itu mungkin
dibutuhkan beberapa pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan elektrokardiografi
(EKG) dan ekokardiografi, pemeriksaan optalmologi, dan bersihan kreatinin (creatinin
clearance).
Pemeriksaan khusus dapat dilakukan untuk menentukan
penyebab dari hipertensi sekunder misalnya adanya feokromositoma,
hiperaldosteronisme primer, atau stenosis arteri ginjal. Pada keadaan-keadaan
tersebut mungkin pula dibutuhkan tambahan pemeriksaan biokimia, computed
tomograpy (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI).
D. Penatalaksanaan
1. Anjurkan istirahat lebih banyak
2. Pada hipertensi kronik,Penurunan
tekanan darah ibu akan mengganggu perfusi serta tidak ada bukti bukti bahwa
tekanan darah yang normal akan memperbaiki keadaan janin dan ibu
a. Jika pasien sebelum hamil sudah
mendapat obat antihipertensi dan terkontrol dengan baik lanjutkan pengobatan
tersebut
b. Jika tekanan diastolik 110mmHg atau
lebih, atau tekanan sistolik 160mmHg atau lebih berikan antihipertensi
1) Hidralazin 5mg I.V.pelan pelan
setiap 5menit sampai tekanan darah turun. Ulag setiap jam jika perlu atau
berikan hidralazin 12,5 mg I.M. setiap 2
jm
2) Jika Hidralazin tadak tersedia
berikan:
a. Labetalol 10 mg I.V
Jika respon tidak baik tekanan diastolik tetap
>110mmHg,berikan labetalol 20 mg I.V. naikkan dosis sampai 40mg dan 80mg
jika respon tidak baik sesudah 10 menit
b.
Atau berikan nifedipin 5 mg sublingual.jika tidak baik setelah 10 menit
beri tambahan 5mg sublingual
c. Metildopa 3x250-
500mh/hari
c. Jika terdapat proteinuria atau
tanda-tanda dan gejala lain pikirkan
seperimposed preeklampsia, dan tangani seperti preeklamsia
3. Pantau pertumbuhan janin
terhambat
4. Jika tidak ada komplikasi tunggu
sampai aterm
5. Jika denyut jantung janin <100x/menit
atau 180/menit, tangani seperti gawat janin
6. Jika terdapat pertumbuhan janin
terhambat nilai serviks dan pertimbangkan terminasi kehamilan:
a. Jika serviks matang lakukan
amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin
b. Jika serviks belum matang,
lakukan pematangan dengan prostaglandin atau kateter folley
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Hipertensi kronik adalah
hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang
pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi
menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
Saran
Selalu melakukan kunjungan ulang bila
memilki masalah dengan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin Abdul bari.Pelayanan kesehatan
maternal neonatal.jakarta.2009
Saifudin Abdul bari.Pelayanan kesehatan
maternal neonatal.jakarta.2009
Saifudin Abdul bari.Pelayanan kesehatan
maternal neonatal.jakarta.2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar