Minggu, 21 April 2013

Drfinisi Hipertensi kronik




DAFTAR ISI

COVER                                                        ....................................................        i
DAFTAR ISI                                               ....................................................        ii
KATA PENGANTAR                                 ....................................................        iii

BAB I ISI MAKALAH
1.1  Definisi                                                   ...................................................         1                                                                         
1.2  Mekanisme Penyakit dan Penyebab       ...................................................         2         
1.3  Gejala dan Tanda                                    ...................................................         4
1.4  Pemeriksaan                                            ...................................................         4
1.5  Peran Bidan Dalam Pencegahan Penyakit ...............................................          6
1.6  Komplikasi                                              ...................................................         7

DAFTAR PUSTAKA                                  ...................................................         7











KATA PENGANTAR
     Syukur Alhamdulilah,Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T, yang Telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Tugas Askeb 4.
     Dengan terselesaikan nya tugas ini di harapkan dapat menambah wawasan pembaca sehingga setelah membaca makalah ini pembaca mampu mengaplikasikan ilmu yang di dapat seperti melakukan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif .
      Kami juga berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah askeb4, sebab dengan di berikan tugas makalah ini kami mampu mengetahuitentang Hipertensi kronik,yang mana kami tuangkan dalam makalah kami ini.
     Kami menyadari walaupun sudah berusaha dengan maksimal mungkin, mencurahkan fikiran kami dalam pembuatan makalah ini,Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih memilki banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari segi bahasa maupun tulisan. Karenanya kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya mampu membangun untuk kesempurnaan makalah kami ini di kemudian hari nanti.

Yogyakarta, 12 maret 2013
Hormat

   Kelompok





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Definisi
Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
Hipertensi kronik adalah peningkatan tekanan darah yang terjadi sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan. Pada wanita yang tidak diketahui tekanan darahnya sebelum kehamilan, diagnosis didasarkan pada terdapatnya hipertensi yang berkepanjangan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu. Hipertensi yang dimaksud adalah didapati tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg pada minimal 2 kali pengukuran dengan selang waktu setidaknya 4 jam. Sementara apabila peningkatan tekanan darah terjadi pada masa kehamilan tanpa adanya peningkatan tekanan darah sebelum kehamilan maka diagnosisnya adalah hipertensi gestasional.
Hipertensi kronis meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia. Diagnosis preeklamsia ditegakkan apabila ditemukan tanda-tanda berikut:
  1. Terdapatnya proteinuria pada wanita dengan hipertensi kronis tanpa adanya proteinuria sebelumnya pada awal kehamilan. Proteinuria adalah terdapatnya ≥ 0,3 g protein di dalam urin 24 jam.
  2. Terjadinya peningkatan tekanan darah menjadi lebih tinggi lagi (tekanan darah sistolik ≥ 180 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg) pada wanita dengan hipertensi kronis yang terkontrol sebelumnya dan terdapat riwayat proteinuria sebelum usia kehamilan 20 minggu.



B.     Penyebab dan Klasifikasi
Hipertensi kronis terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan jenis hipertensi yang paling umum terjadi selama kehamilan yaitu sebanyak 90% sedangkan10% lagi merupakan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh adanya satu atau lebih kelainan tertentu seperti penyakit ginjal, penyakit pembuluh darah dan kolagen kulit, beberapa kelainan endokrin (misalnya diabetes melitus dengan komplikasi vaskular, feokromositoma, tirotoksikosis, penyakit Cushing, hiperaldosteronisme) atau koarktasio aorta.
Sementara hipertensi kronis pada masa kehamilan diklasifikasikan menjadi hipertensi ringan atau berat yang bergantung pada nilai tekanan darah sistolik dan diastolik. Peningkatan tekanan darah ≥ 180 mmHg dan 110 mmHg merupakan suatu hipertensi berat.
Untuk tujuan penanganan maka hipertensi kronis pada kehamilan juga dapat dikategorikan sebagai hipertensi risiko rendah atau hipertensi risiko tinggi. Termasuk dalam risiko rendah adalah pasien dengan hipertensi esensial yaitu tekanan darah ≥ 140/80 mmHg yang diukur pada kunjungan pertama ke dokter tanpa disertai adanya gangguan organ. Pasien yang pada awal kehamilannya diklasifikasikan sebagai risiko rendah dapat berkembang menjadi risiko tinggi apabila terdapat hipertensi berat atau preeklamsia.

C.     Diagnosis
Diagnosis untuk menentukan penyebab, keparahan, adanya penyakit penyerta pada kehamilan dapat ditentukan melalui riwayat kehamilan dan persalinan serta riwayat medis sebelumnya dari ibu hamil, pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui fungsi dari berbagai organ yang mungkin dipengaruhi oleh adanya hipertensi kronis, sekaligus sebagai standar apabila dibutuhkan penanganan lebih lanjut dikemudian hari antara lain meliputi analisis urin, kultur dan sensitivitas urin, evaluasi urin 24 jam terhadap protein, elektrolit, darah lengkap, dan uji toleransi glukosa. Selain itu mungkin dibutuhkan beberapa pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) dan ekokardiografi, pemeriksaan optalmologi, dan bersihan kreatinin (creatinin clearance).

Pemeriksaan khusus dapat dilakukan untuk menentukan penyebab dari hipertensi sekunder misalnya adanya feokromositoma, hiperaldosteronisme primer, atau stenosis arteri ginjal. Pada keadaan-keadaan tersebut mungkin pula dibutuhkan tambahan pemeriksaan biokimia, computed tomograpy (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI).

D.    Penatalaksanaan
1.      Anjurkan istirahat lebih banyak
2.      Pada hipertensi kronik,Penurunan tekanan darah ibu akan mengganggu perfusi serta tidak ada bukti bukti bahwa tekanan darah yang normal akan memperbaiki keadaan janin dan ibu
a.       Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat antihipertensi dan terkontrol dengan baik lanjutkan pengobatan tersebut
b.      Jika tekanan diastolik 110mmHg atau lebih, atau tekanan sistolik 160mmHg atau lebih berikan antihipertensi
1)      Hidralazin 5mg I.V.pelan pelan setiap 5menit sampai tekanan darah turun. Ulag setiap jam jika perlu atau berikan hidralazin 12,5 mg  I.M. setiap 2 jm
2)      Jika Hidralazin tadak tersedia berikan:
a.       Labetalol 10 mg I.V
Jika respon tidak baik tekanan diastolik tetap >110mmHg,berikan labetalol 20 mg I.V. naikkan dosis sampai 40mg dan 80mg jika respon tidak baik sesudah 10 menit
b.  Atau berikan nifedipin 5 mg sublingual.jika tidak baik setelah 10 menit beri tambahan 5mg sublingual
c.  Metildopa 3x250- 500mh/hari
c. Jika terdapat proteinuria atau tanda-tanda dan gejala lain pikirkan   seperimposed preeklampsia, dan tangani seperti preeklamsia
3. Pantau pertumbuhan janin terhambat
4. Jika tidak ada komplikasi tunggu sampai aterm
5. Jika denyut jantung janin <100x/menit atau 180/menit, tangani seperti gawat janin
6. Jika terdapat pertumbuhan janin terhambat nilai serviks dan pertimbangkan terminasi kehamilan:
a. Jika serviks matang lakukan amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin
b. Jika serviks belum matang, lakukan pematangan dengan prostaglandin atau kateter folley































BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.

Saran
Selalu melakukan kunjungan ulang bila memilki masalah dengan kesehatan

























DAFTAR PUSTAKA
Saifudin Abdul bari.Pelayanan kesehatan maternal neonatal.jakarta.2009
Saifudin Abdul bari.Pelayanan kesehatan maternal neonatal.jakarta.2009
Saifudin Abdul bari.Pelayanan kesehatan maternal neonatal.jakarta.2010



Tidak ada komentar:

Posting Komentar